Mohon tunggu...
Finna Armita
Finna Armita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Sajakah Penyebab Nyeri Menstruasi Pada Remaja?

21 Januari 2024   15:30 Diperbarui: 22 Januari 2024   18:56 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nyeri menstruasi pada remaja putri dapat mengganggu aktivitas belajar. Pelepasan PGF2 dari endometrium selama menstruasi memicu peningkatan sintesis prostaglandin, menjadi pemicu utama terjadinya nyeri pada bagian perut bagian bawah. Nyeri ini dihasilkan oleh kontraksi rahim yang tidak teratur dan tidak terkoordinasi, yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi prostaglandin. Dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami nyeri, mereka yang merasakannya selama periode menstruasi menunjukkan tekanan intrauterin yang lebih tinggi dan konsentrasi prostaglandin dalam darah menstruasi yang dua kali lipat lebih tinggi. Pengurangan aliran darah ke rahim dipicu oleh kontraksi rahim yang lebih sering dan tidak teratur atau tidak terkoordinasi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya iskemia atau hipoksia pada rahim, yang pada gilirannya memicu timbulnya sensasi nyeri. Selain itu, saraf sensorik nyeri di rahim terpengaruh oleh prostaglandin (PGE2) dan hormon lainnya, yang membuat saraf menjadi lebih responsif terhadap bradikinin serta rangsangan nyeri kimiawi dan fisik lainnya. Aktivitas belajar ini berkaitan dengan bentuk pikiran, sikap serta perhatian ketika melakukan kegiatan pembelajaran. Nyeri saat menstruasi dapat mengganggu konsentrasi saat proses belajar di sekolah, turunnya motivasi untuk sekolah, bahkan kesulitan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Tak jarang remaja perempuan yang mengalami nyeri selama menstruasi lebih memilih absen atau tidak masuk saat sekolah. Berdasarkan penelitian Saputra dkk (2021), menyatakan bahwa 61,1% responden aktivitas belajarnya terganggu karena mengalami nyeri menstruasi. Studi yang dilakukan oleh Fahmiah dkk (2022), menunjukkan bahwa 50% remaja putri di SMK Al-Hidayah mengalami penurunan konsentrasi saat pembelajaran ketika mengalami nyeri Menstruasi . Nyeri menstruasi yang terjadi pada remaja putri saat di sekolah menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga mengganggu aktivitas belajar bahkan menurunnya konsentrasi saat dilakukan kegiatan belajar.

Kurangnya asupan zat besi dapat menyebabkan nyeri haid. Ini dikarenakan zat besi berperan penting pada proses hemopoiesis, yang merupakan sintesis hemoglobin. Hemoglobin ini mengikat oksigen kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tubuh. Apabila kadar hemoglobin menurun, maka oksigen yang diangkut serta disalurkan ke seluruh bagian tubuh tidak dapat tersalurkan secara baik ke pembuluh darah pada organ reproduksi yang mengalami vasokonstriksi sehingga mengakibatkan timbulnya rasa nyeri. Berdasarkan penelitian Masruroh dan Fitri (2019), menyatakan bahwa 50% siswi mengalami kekurangan asupan zat besi. Remaja perempuan dengan asupan zat besi yang kurang memiliki peluang lebih besar mengalami nyeri haid. Aziz dan Setyaningrum (2021), menyatakan 10,6% responden dengan asupan zat besi memadai mengalami nyeri ringan saat menstruasi sementara 38,3% dari responden dengan asupan zat besi yang kurang mengalami nyeri sedang ketika menstruasi. Kebutuhan zat besi pada remaja perempuan sangat penting untuk produksi hemoglobin agar mencegah terjadinya nyeri saat menstruasi.

Salah satu faktor risiko terjadinya nyeri menstruasi pada remaja perempuan adalah status gizi. Status gizi tidak normal mempunyai tingkat risiko yang tinggi untuk mengalami nyeri haid. Gizi kurang atau berada di bawah berat badan ideal dapat mengakibatkan nyeri menstruasi karena defisiensi asupan zat gizi sehingga berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh dan pertumbuhan yang memicu terjadinya nyeri menstruasi. Sedangkan pada status gizi lebih/overweight dapat menyebabkan hiperplasia pembuluh darah. Hyperplasia ini mengacu pada penekanan pembuluh darah oleh jaringan lemak yang berlebihan di organ reproduksi perempuan. Ini mengganggu aliran darah saat menstruasi dan menyebabkan rasa nyeri saat menstruasi. Handayani (2022), menunjukkan bahwa 65,9% remaja putri kelas X di MAN Rantauprapat responden dengan status gizi normal, underweight, serta overweight merasakan nyeri saat haid sedangkan 34,1% remaja perempuan dengan status gizi normal tidak merasakan nyeri saat haid. Berdasarkan penelitian Savitri dkk (2019), menjelaskan remaja perempuan yang berstatus gizi underweight dan overweight memiliki tingkat nyeri menstruasi lebih tinggi yaitu 23 responden sementara remaja perempuan dengan status gizi normal sebanyak 21 responden tidak mengalami nyeri menstruasi. Status gizi yang tidak normal pada remaja perempuan dapat memicu timbulnya nyeri saat menstruasi.

Remaja putri dengan kualitas tidur yang buruk dapat mengalami nyeri haid. Kualitas tidur yang buruk akan menyebabkan terjadinya penurunan hormone serotonin pada tubuh. Hormone serotonin yang kurang dapat meningkatkatkan sensitivitas nyeri, depresi, bahkan meningkatkan kecemasan. Remaja putri membutuhkan waktu tidur 7-9 jam setiap harinya. Berdasarkan penelitian Hikma dkk (2021), didapatkan remaja putri dengan kualitas tidur yang buruk dan mengalami nyeri haid sebesar 84,6% yang tidak mengalami nyeri haid sebesar 15,4%. Selaras dengan penelitian Nasution dkk (2022) menyatakan bahwa responden dengan kualitas tidur yang buruk sebesar 68,8% mengalami rasa nyeri saat menstruasi, sedangkan 31,2% tidak mengalami nyeri saat menstruasi. Remaja putri dengan kualitas tidur yang buruk lebih berisiko mengalami nyeri pada saat haid.

Nyeri haid dapat dikurangi dengan dilakukannya aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat menurunkan kadar prostaglandin dan melepaskan hormone endorphin yang mempunyai efek analgesic dan menurunkan intensitas nyeri haid. Sedangkan aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan aliran darah dan oksigen ke uterus berkurang sehingga menurunkan produksi endorphin di otak, dan meningkatkan stress. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri saat haid diantaranya jogging, bersepeda, jalan kaki, berlari, senam aerobic atau berenang yang dapat dilakukan secara teratur. Aktivitas yang dilakukan secara teratur secara umum akan memperbaiki kesehatan dan memastikan bahwa siklus menstruasi tetap teratur. Remaja perempuan yang secara konsisten menjalani aktivitas fisik memiliki risiko lebih rendah mengalami nyeri haid dibandingkan dengan yang tidak memiliki aktivitas fisik  yang teratur. Berdasarkan penelitian Sari dkk (2018) menyatakan bahwa 88,1% remaja perempuan yang beraktivitas fisik secara terbatas cenderung mengalami nyeri haid lebih sering  daripada remaja yang lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Selaras dengan penelitian yang dilakukan di Desa Tincep, Kabupaten Minahasa yang menunjukkan bahwa 63,6% remaja putri dengan aktivitas fisik <30 menit mengalami nyeri haid, sedangkan 71,8% remaja putri dengan aktivitas fisik 30 menit tidak mengalami nyeri haid (Kojo dkk, 2021). Aktivitas fisik perlu dilakukan secara rutin dan teratur oleh remaja perempuan untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Peredaan nyeri juga dapat dilakukan dengan memberikan terapi kompres hangat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Masyita dkk (2023), terapi kompres hangat mewakili suatu pendekatan pengobatan mandiri yang sangat bermanfaat dalam mengatasi ketidaknyamanan, mengurangi atau bahkan menghilangkan nyeri, serta mencegah atau meredakan spasme otot pada lokasi tertentu. Terapi ini menampilkan efek positif dengan cara memberikan kehangatan pada area tubuh yang terdampak, sehingga meningkatkan distribusi oksigen melalui arteri darah rahim tanpa menghambat aliran darah. Implementasi terapi kompres hangat pada area tubuh tertentu merangsang sumsum tulang belakang untuk mengirimkan sinyal ke hipotalamus. Sistem efektor di hipotalamus memberikan sinyal yang menghasilkan respons, seperti vasodilatasi perifer dan peningkatan aktivitas berkeringat, ketika reseptor panas di otak diaktifkan. Hipotalamus anterior berperan dalam pengaturan pusat vasomotor yang terletak di medula oblongata batang otak, mengendalikan diameter pembuluh darah. Proses vasodilatasi pembuluh darah ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan aliran darah ke jaringan, dan mempercepat pembuangan zat makanan dan bahan kimia asam dari sel. Dengan mengatasi kekurangan aliran darah menuju endometrium, terapi ini secara efektif dapat mengurangi rasa nyeri yang terkait dengan menstruasi primer (Ernita dkk, 2022).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun