Meski kecewa, sebagian masyarakat Raja Ampat masih menyimpan harapan. Harapan agar pemerintah benar-benar hadir sebagai pelindung, bukan sekadar fasilitator kepentingan korporasi. Mereka berharap kebijakan restorasi dan perlindungan hutan dilakukan secara konkret, bukan sebatas pidato di forum internasional.
Pemerintah harus sadar bahwa menjaga hutan Raja Ampat bukan hanya demi rakyat Papua Barat, tapi demi masa depan Indonesia dan dunia. Kerusakan hutan berarti kerusakan ekosistem laut, perubahan iklim, dan punahnya spesies endemik yang hanya hidup di wilayah ini.
Suara dari Timur
Raja Ampat bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah rumah, tempat hidup, dan warisan budaya bagi masyarakat adat. Ia adalah paru-paru yang bernafas untuk dunia. Ketika pemerintah gagal menjaganya, maka yang rusak bukan hanya hutan, tetapi kepercayaan rakyat terhadap negara.
Kekecewaan ini bukan hanya milik masyarakat Raja Ampat, tapi milik kita semua yang mencintai bumi ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI