Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasikan. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam belajar tentunya sangat dibutuhkan konsentrasi yang tinggi. tidak akan mudah bagi seseorang untuk konsentrasi saat belajar jika ia merasa terpaksa atau tidak nyaman. oleh karena itu kita harus mencari solusi agar proses pembelajaran berlangsung nyaman dan efektif.
Pada tanggal 07 Desember 2022 saya melakukan observasi ke salah satu sekolah menengah pertama di Sawangan yaitu MTS Salafiyyah. Pada observasi kali ini saya menggunakan dua informan untuk saya mintakan keterangan mengenai tipologi belajar yang mereka sukai. Kedua informan saya adalah siswi dari kelas IX, untuk mendapatkan informasi dari dua siswi tersebut saya menggunakan metode Quisioner. Alasan saya memilih metode ini karena saya rasa dengan memberikan beberapa pertanyaan secara tertulis akan lebih efektif dibandingkan dengan metode wawancara sebab salah satu dari mereka merasa kurang luwes jika mengungkapkan sesuatu menggunakan kata-kata.
Sebelum saya jelaskan mengenai hasil observasi, akan saya paparkan terlebih dahulu secara singkat mengenai pengertian tipologi belajar dan juga perbedaan individu dalam belajar.
Bobbi DePorter & Mike Hernacki mengemukakan "Tipologi belajar siswa adalah cara yang digunakan untuk mempermudah proses belajar dan bagaimana siswa menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut". Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apa saja cara-cara yang digunakan oleh siswa MTS Salafiyyah untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga mereka merasa mudah dalam menerima dan mengolah informasi yang disampaikan.
Tipologi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu visual, auditori, dan kinestetik (DePorter & Hermacki, 2007).
visual learner adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan teknik. Siswa yang memiliki tipe belajar visual memiliki interest yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafis organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot, dan ilustrasi visual lainnya
Auditory learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa belajar melalui mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru.
Tipe Belajar Kinestetik (Tactual Learner), yaitu belajar dengan cara bergerak Tactual learner adalah siswa belajar dengan cara melakukan, menyentuh, merasa, bergerak, dan mengalami. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik mengandalkan belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan tindakan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam ber jam jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
Perbedaan Individu dalam Belajar
Perbedaan Individu dalam belajar, secara umum, perbedaan individual dibagi menjadi dua, yaitu perbedaan secara vertikal dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti bentuk, tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat. minat, ingatan, emosi, tempramen, dan sebagainya.
Dalam menghadapi perbedaan individual siswa, guru harus bersikap bijaksana. Artinya, guru harus bersikap sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan memberikan perhatian yang cukup pada siswa yang bermasalah. Selain itu, guru perlu menyesuaikan pembelajaran yang diberikan dengan perbedaan individual di antara siswa. Salah satu cara yang bisa ditempuh guru dalam hal ini adalah dengan penerapan mastery learning, yaitu suatu kualitas pembelajaran di mana guru dan siswa memutuskan secara bersama tentang waktu yang dibutuhkan dan apa yang perlu dikuasai oleh siswa
Dari quisioner yang telah diisi oleh kedua siswi tersebut dapat saya katakan bahwa, Ajilah menyatakan bahwa dirinya lebih menyukai belajar dengan cara melihat atau mengamati, dalam menghafal juga ia lebih suka sambil melihat, ia lebih menyukai praktik langsung saat belajar, ia tidak suka berdiam diri selama pembelajaran berlangsung, ia mudah terganggu dengan kebisingan, dan ia merasa kesulitan saat mempelajari hal-hal yang abstrak.
Berbeda dengan Ajilah, layla menyatakan bahwa ia lebih senang belajar dengan cara bergerak , dan menghafal degan cara mendengar, ia lebih menyukai praktik, ia bisa belajar di tempat yang bising. Layla lemah dalam menulis tetapi ia pandai dalam bercerita, ia tidak suka berdiam diri saat belajar.
Setelah mengamati hasil Quisioner, dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki tipologi belajar yang berbeda. dimana ajilah lebih suka belajar dengan menggunakan tipologi visual sedangkan layla lebih cenderung menggunakan tipologi auditory. namun dibeberapa hal keduanya memiliki kecenderungan yang sama contohnya sama sama tidak suka berdiam diri saat pembelajaran berlangsung.
Mengetahui tipologi belajar pada tiap siswa itu sangat penting bagi seorang pendidik, mengapa demikian? Sebab jika seorang guru telah mengetahui model pembelajaran yang di minati oleh tiap individu, maka seorang guru mampu menentukan metode seperti apa yag cocok untuk dilaksanakan saat pembelajaran dan teori apakah yang sesuai dengan metode tersebut agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI