Kebijakan pengurangan subsidi BBM dalam langkah yang sering dilakukan pemerintah ketika kondisi keuangan negara sedang sulit atau harga minyak dunia naik tinggi. Tujuannya agar pengeluaran negara bisa lebih efisien dan tidak terlalu terbebani oleh biaya subsidi yang besar. Namun, kebijakan ini tidak bisa dilepaskan dari dampak yang cukup besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat, terutama bagi mereka yang penghasilannya rendah dan bergantung pada bahan bakar untuk bekerja.
Ketika subsidi BBM dikurangi, harga bahan bakar otomatis naik. Dampak paling cepat terasa adalah naiknya biaya transportasi. Sopir angkot, ojek, dan pengemudi kendaraan umum pasti akan menyesuaikan tarif karena biaya operasional meningkat. Hal ini kemudian membuat masyarakat umum juga terkena imbasnya, karena mereka harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk ongkos. Bagi para pekerja harian, pelajar, atau pedagang kecil, kondisi ini cukup berat karena pendapatan mereka tetap, sementara pengeluaran terus naik.
Kenaikan harga BBM juga menimbulkan efek domino terhadap harga kebutuhan lain. Hampir semua barang yang dijual di pasar membutuhkan transportasi untuk didistribusikan. Ketika biaya distribusi naik, harga bahan pokok seperti beras, sayur, dan minyak goreng pun ikut naik. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun karena uang yang mereka miliki tidak lagi cukup untuk membeli kebutuhan seperti sebelumnya. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menurunkan kualitas hidup masyarakat, terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Selain itu, pengurangan subsidi BBM sering kali menyebabkan inflasi meningkat. Inflasi berarti harga-harga barang dan jasa naik secara umum. Saat inflasi tinggi, nilai uang menjadi menurun. Misalnya, dengan uang seratus ribu rupiah, seseorang mungkin dulu bisa membeli banyak kebutuhan, tapi setelah harga naik, jumlah barang yang bisa dibeli menjadi lebih sedikit. Situasi ini membuat masyarakat harus berhemat, bahkan terkadang harus mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan penting seperti pendidikan anak atau kesehatan keluarga.
Meski begitu, pengurangan subsidi BBM tidak sepenuhnya membawa dampak buruk. Dari sisi pemerintah, kebijakan ini bisa dianggap sebagai langkah strategis untuk memperbaiki keuangan negara. Dana yang tadinya habis untuk subsidi bisa dialihkan ke sektor lain yang lebih produktif, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan bantuan sosial. Jika dikelola dengan baik, hasilnya bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat luas, bukan hanya mereka yang memiliki kendaraan pribadi.
Selain itu, kebijakan ini juga bisa mendorong masyarakat untuk lebih hemat energi dan mulai beralih ke transportasi umum. Ketika harga BBM naik, orang akan berpikir dua kali untuk menggunakan kendaraan pribadi setiap hari. Jika pemerintah memperbaiki layanan transportasi umum yang nyaman, murah, dan aman, masyarakat mungkin akan mulai terbiasa berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengurangi kemacetan, polusi udara, dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Namun, agar kebijakan pengurangan subsidi BBM bisa diterima masyarakat, pemerintah harus menyertakan program pendukung. Misalnya, memberikan bantuan langsung tunai untuk keluarga miskin atau subsidi transportasi bagi pelajar dan pekerja. Dengan begitu, masyarakat tidak terlalu terbebani saat harga BBM naik. Pemerintah juga perlu transparan dalam menjelaskan alasan di balik kebijakan ini. Masyarakat harus tahu ke mana uang subsidi dialihkan, dan bagaimana manfaatnya bisa kembali kepada rakyat.
Opini saya
Pendapat saya yaitu, kebijakan pengurangan subsidi BBM memang perlu dilakukan, tetapi harus dijalankan secara bertahap dan adil. Jangan sampai kebijakan ini malah membuat masyarakat kecil semakin kesulitan. Pemerintah perlu memastikan bahwa dana hasil penghematan benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat, bukan hanya menutup kekurangan anggaran. Selain itu, pembangunan energi alternatif seperti listrik dan gas harus dipercepat agar masyarakat punya pilihan lain selain BBM.
Secara keseluruhan, kebijakan pengurangan subsidi BBM memiliki dua sisi. Di satu sisi, kebijakan ini bisa memperkuat keuangan negara dan mendorong penggunaan energi yang lebih bijak. Tetapi di sisi lain, kebijakan ini juga menimbulkan beban ekonomi bagi masyarakat kecil jika tidak disertai dengan kebijakan pendukung. Oleh karena itu, langkah pemerintah dalam mengurangi subsidi BBM harus dilakukan dengan penuh pertimbangan, bertahap, dan disertai program nyata yang melindungi rakyat kecil agar tidak menjadi korban dari kebijakan tersebut.
Penulis: Fina Lutfia ( Mahasiswa Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wiraraja Madura)Â