Mohon tunggu...
Frans Budi
Frans Budi Mohon Tunggu... Konsultan - Tidak semua orang yang cari aman itu buruk. Orang yang cari aman lewat asuransi, itu org yang baik

Pulang ke dunia aku dilahirkan. Lahir kembali di dunia yang selalu mengantarku pulang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Argumentum Ad Hominem

22 Juni 2012   10:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:40 2763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam tasrif bahasa Latin, ad hominem terdiri dari kata ad dan hominem yang artinya "mengenai orang". Ad hominem ini sebenarnya singkatan dari argumentum ad hominem. Jadi, pada dasarnya istilah ini selalu dikaitkan dengan sebuah argumentum atau pendapat. Dalam ilmu Logika, argumentum ad gominem menjadi salah satu bentuk sesat pikir.

Argumentum ad hominem adalah cara berargumentasi yang keliru dimana orang yang mengemukakan argumentasi yang diserang, bukannya argumen itu sendiri. Kekeliruan ini ada dalam beberapa bentuk. Contohnya: penyerangan terhadap karakter, kebangsaan, atau agama orang yang bersangkutan, yang tidak ada hubungannya dengan argumentasi yang di kemukakan. Seseorang menyerang dengan ad hominem dengan alasan karena ia ingin mendapatkan kesimpulan yang menguntungkan.

Dengan mengumpulkan berbagai sumber, saya mencatat ada tiga jenis argumentum ad hominem, yaitu:

1. Ad Hominem Abusive

Argumentum ad hominem abusive adalah argumen yang diarahkan untuk menyerang pribadinya secara langsung. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen. Hal ini keliru karena ukuran logika dihubungkan dengan kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya. Argumen ini juga dapat menggambarkan aspek penilaian psikologis terhadap pribadi seseorang. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan. Ukuran logika (pembenaran) pada sesat pikir argumentum ad hominem jenis ini adalah kondisi pribadi dan karakteristik personal yang melibatkan: gender, fisik, sifat, dan psikologi.

Contoh:

  • Eh, nggak usah komentar panjang lebar kalau ke dia, percumah, dia itu agak gila, otaknya cacat.
  • Kamu itu orangnya pendek tp omongannya tinggi!

[caption id="" align="aligncenter" width="397" caption="Mencela kondisi fisik (mycoignofvantage.wordpress.com)"][/caption] 2. Ad Hominem Circumstantial

Alih-alih menyanggah dengan pernyataan atau argumen, si penjawab tersebut menyerang hubungan si penulis dengan lingkungannya / keadaannya. Pada umumnya ad hominem Tipe ini menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi, sebagai contoh: suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA.

Contoh :

  • Ngapain kamu pake tanya-tanya kenapa kami saling bertengkar dan menyalahkan, orang nggak seagama kok ikut campur urusan orang. Urusi saja kitabmu yang banyak editan.
  • Hei kamu orang berkulit hitam, kalian orang kelas dua!

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Tindakan rasis dalam sepak bola (metrotvnews.com)"][/caption] 3. Ad Hominem  Tu Quoque Intinya adalah suatu bentuk penyerangan kepada si penulis dengan memberi catatan bahwa si penulis tidak menjalankan apa yang ia katakan atau ajarkan. Contoh:

  • Halah, kamu ikut-ikut nimbrung nulis soal poligami dan koar-koar monogami, tapi selingkuhannya banyak.
  • Jangan terus menunjuk partai kami, perhatikan saja partai anda yang sudah jauh lebih korup daripada kami.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Jangan cuma nunjuk kami, banyak partai yang lebih korup dari kami. (media.vivanews.com)"][/caption]

Menggunakan argumentum ad hominem bukanlah cara yang etis dalam memberikan komentar. Selain menjadi sebuah sesat pikir dalam ilmu Logika, penggunaan argumentum ad hominem justru tidak mendukung harapan kompasiana untuk memberikan artikel dan komentar yang dialogis dan bermanfaat.

Di kompasiana ini mungkin banyak yang tidak sengaja maupun sengaja menggunakan ad hominem. Tanpa menyebut postingan dari siapa, Anda bisa mengkopinya dan memasukkan ke kotak komentar di sini. Mari santun dalam berdiskusi.

Filsuf Kampung, diolah dari berbagai sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun