Mohon tunggu...
Firdaus Laili
Firdaus Laili Mohon Tunggu... wiraswasta -

fila174.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar Kritis: Korupsi Makin Sadis, Indonesia Makin Kritis

28 Februari 2015   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini saya banyak menghabiskan waktu dengan duduk manis di depan TV, nyuput kopi, pegang-pegang remote sambil gonta-ganti channel tivi. Biar nggak terlalu nonsense kegiatan nonton TV nya, saya menghindari acara-acara yang tak sehat dan memilih acara yang menurut saya bermanfaat. Dan salah satu yang saya tonton adalah berita, baik yang di MetroTivi maupun yang di tivinya Bakrie. Biar nggak jeleh karena kebanyakan dijejali berita, saya selingi dengan nonton acara hiburan di NET. (karena di sini hiburannya lebih cerdas dan berkelas).

Setelah banyak mengkonsumsi berita nasional akhir-akhir ini, saya mencatat ada beberapa isu yang sedang banyak diperbincangkan di mana-mana, mulai dari warung-warung angkringan pinggir jalan sampai kedai kopi orang gedongan. Ada fenomena batu akik yang lagi digandrungi orang Indonesia mulai dari anak abege yang masih esempe sampe konglomerat kece yang mainnya duit gede. Ada juga kabar maraknya pembegalan yang menimpa warga, mulai dari mahasiswa sampai ibu-ibu yang baru pulang kerja. Lalu ada lagi kasus yang terjadi di dunia penerbangan Indonesia, kecelakaan pesawat AirAsia di perairan Jawa dan pesawat LionAir yang tempo hari menelantarkan penumpangnya.

Namun, tentu saja berita yang paling menggemparkan khalayak adalah soal korupsi yang semakin menjadi-jadi. Mulai dari kasus cicak vs buaya jilid dua sampai yang masih hangat Ahok vs DPRD Jakarta. Sekarang para koruptor semakin cerdik dan licin. Mereka kompak bersatu membentuk sebuah sekutu yang sangat kuat sekuat batu. Setelah BG yang sekarang statusnya aman, kini giliran SB dan SDA yang juga ajukan gugatan praperadilan. Sontak kata gugatan praperadilan menjadi begitu populer dan banyak dipelesetkan. Mirip dengan fenomena di situ kadang saya sedih.

Koruptor fight back! KPK yang tadinya terlihat gagah perkasa berhasil dibuat lemah tak berdaya. AS yang tadinya terlihat garang, kini masuk jurang. BW yang tadinya terlihat tegas, kini ikut tertindas. Satu per satu petinggi KPK jadi tersangka. Lembaga tertinggi pemberantas korupsi perlahan tapi pasti mulai digembosi oleh oknum berdasi yang tak punya hati. Para Godfather membentuk aliansi yang tak mudah diidentifikasi. Mereka menyusupkan representative ke lembaga legislatif. Lalu membentuk aturan lebay yang membuat KPK semakin lunglai. Bahkan lembaga peradilan pun tak luput dari campur tangan para bandit tambun yang “kelihatannya” sih santun.

Yang hari ini jadi hot topic adalah berita tentang Ahok, seorang Gubernur heroik yang sekarang jadi trending topic. Kali ini bukan Habib Rizieq dan kawan-kawan yang jadi lawan, tapi para koruptor yang duduk di DPRD ibu kota yang katanya membuat anggaran yang mengada-ada. Pak Gubernur mengatakan itu anggaran siluman. Mereka yang Ahok sebut “bajingan” mulai melancarkan serangan pada sang Gubernur yang baru bertugas sebulan. Mereka tak terima dengan pernyataan Ahok yang menurut mereka tak beretika.

Indonesia diambang kehancuran! Saat tak ada lagi orang yang berani berdiri paling depan dalam pemberantasan korupsi, saat itulah negeri ini akan hancur. Saat KPK dan Gubernur Jakarta sedang diruntuhkan oleh sekawanan koruptor, rakyat harus ikut turun tangan melawan korupsi yang semakin kotor. Sudah saatnya anak muda belajar kritis demi Indonesia yang sedang dalam keadaan kritis. Anak muda jangan apatis terhadap politik yang makin dinamis dan korupsi yang makin tidak logis. Jangan biarkan para maling duit rakyat semakin kuat. Jangan biarkan mereka duduk enak-enakan di parlemen. (fila174)

#SaveKPK #SaveAhok #AntiKorupsi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun