Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cemburu] Kolor Biru

2 November 2018   21:35 Diperbarui: 2 November 2018   21:42 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: majalahkartini.co.id

"Kau bilang mau datang, tapi apa buktinya? Dua jam aku menunggu, sia-sia." Terdengar lenguhan panjang

"Maafkan aku..."

"Berulang kali kau bilang maaf. Kau tegaa Rhoma eeeh Ronal.." terdengar suara tangis di ujung sana. Lalu terdengar suara: "Tuttt... tuuuut.. tuuuuuuut..."

Aku menghela nafas. Mengusap butir-butir air keringat dari dahi jenongku. Inilah aku, selalu keluar keringat jika terjadi perdebatan dengan dia, Sumi. Kekasih terlama yang pernah ku miliki.

Biasanya aku menjalin hubungan dengan seorang wanita dua minggu bertahannya. Bahkan pernah hanya tiga hari, lantas putus hubungan dengan berbagai alasan. Baru Sumi yang sudah bertahan 2 bulan lewat. Itupun kini dalam keadaan genting.

##

"Terus gimana jadinya?" tanyaku

"Pokoknya kau pilih aku atau celana kolor biru itu?"

"Kau tega Sumi!!!!"

"Kau atau aku yang tega Rhoma eeh Ronal? Kau biarkan kekasih hatimu ini menunggu 2 jam hanya karena kolor birumu itu basah habis kecebur got? Itu alasan yang dibuat-buat. TERLALAU!!"

"Ini bukan sekedar kolor biru itu..?"

"Lalu soal apa? Jelas-jelas kau tak datang memenuhi janji hanya karena kolor birumu basah, masih mau berkelit?

"Bukan begitu sayang..."

"Jangan kau panggil lagi aku dengan kata sayang, Cukup sudah!"

"Kenapa kau tiba-tiba berubah begini?"

"Apa katamu? Kenapa tiba-tiba aku berubah? Seharusnya yang bertanya seperti itu tuh aku." Ia menggeleng-gelengkan kepala

"Sumiiii.. Sumiiii.. mau kemanaa?"

"Jangan panggil dan pedulikan aku lagi. Urus saja kolor biru berbau busuk itu!"

"Sungguh terlalu kau Sumi, CEMBURU buta hanya pada kolor biru kesayanganku..." Aku meremas baju warna pink pemberian darinya sebulan lalu.

Ia menoleh. Menatap tajam kedua mataku yang mulai memerah. Tak lama, ia menjulurkan lidahnya dengan kedua mata terpejam.

Kami berpisah. Lagu cemburu milik Dewa 19 mengiringi kepergiannya saat melintas tukang bakso dengan gerobaknya tak jauh dari arena kami berdebat.

ingin kubunuh pacarmu

Saat dia cium bibir merahmu

Di depan kedua mataku

Hatiku terbakar jadinya cantic

Aku cemburu....


Ingin kubunuh pacarmu

Saat dia peluk tubuh indahmu

Di depan teman-temanku

Makan hati jadinya cantic

Aku....cemburu

*Meskipun aku pacar rahasiamu

Meskipun aku selalu yang kedua

Tapi aku manusia

Yang mudah sakit hatinya


Mungkin memang nasibku

Yang selalu menunggu untuk jadi

Yang pertama

Mungkin kukatakan kepadanya saja

Bahwa aku juga milikmu

Bahwa aku juga...u....u....u

Bahwa aku juga kekasih hatimu....


Back to:*
Ingin kubunuh pacarmu

Saat dia peluk tubuh indahmu

Di depan kedua mataku

Hatiku terbakar jadinya cantikAku cemburu....

Aku pun segera mengintip kolor biru dari balik celana levis yang ku kenakan. Sumi tak tahu, kolor biru ini menjadi kesayangan karena ku dapatkan langsung waktu gala premier film Doraemon kesukaanku sejak masih kuliah.

Aaahhh...

***

Cerpen ini diikutsertakan dalam event Fiksi Cemburu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun