Mohon tunggu...
Fikri Hadi
Fikri Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Instagram / Twitter: @fikrihadi13

Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya || Sekjen Persatuan Al-Ihsan. Mari turut berpartisipasi dalam membangun pendidikan, sosial, ekonomi umat di Persatuan Al-Ihsan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Perdebatan Bahasa Resmi Kedua di Asean: Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu

18 April 2022   11:29 Diperbarui: 18 April 2022   11:44 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kongres Bahasa Indonesia X. (Foto : Henri Daros)

Hubungan antara negara Indonesia dengan Malaysia kembali diramaikan dengan isu terkait wacana Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa internasional, salah satunya menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di ASEAN. 

Salah satu yang menjadi landasan ialah berdasarkan klaim Perdana Menteri Malaysia, bahasa Melayu mempunyai banyak penutur seperti di Brunei, Thailand Selatan, Singapura termasuk Indonesia.

Pasca wacana tersebut digulirkan, jagad dunia maya pun menjadi ramai, khususnya antara netizen Indonesia dan netizen Malaysia. Banyak netizen, khususnya di Indonesia menolak klaim tersebut. Hal ini disebabkan adanya sejumlah perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, sehingga netizen Indonesia merasa bahwa bahasa Indonesia tidak sama dengan bahasa Melayu walaupun sejumlah kata memang diserap dari bahasa Melayu. 

Klaim ratusan juta penutur bahasa Melayu yang disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia pun ditolak netizen. Bahkan netizen juga mempertanyakan penggunaan bahasa Melayu sendiri di Indonesia, mengingat netizen Malaysia lebih sering menggunakan bahasa Inggris.

Namun bak gayung bersambut, ketika Perdana Menteri Malaysia bertemu dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo pada Sabtu 2 April 2022 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Perdana Menteri Malaysia menyebutkan bahwa Presiden Jokowi setuju memperkuat bahasa Melayu menjadi bahasa resmi kedua ASEAN. 

Publik pun bertanya-tanya, bagaimana bisa Presiden Joko Widodo setuju dengan wacana tersebut ditengah program Pemerintah memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional.

Yang terbaru, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menolak usulan tersebut. ia menyebutkan bahwa bahasa Indonesia lebih layak untuk dikedepankan dengan mempertimbangkan keunggulan historis, hukum dan linguistik. Bahkan ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bahu membahu dengan Pemerintah untuk berdayakan dan bela bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia di Malaysia

Pada saat perdebatan di dunia maya terkait isu bahasa Melayu tersebut, fakta menarik pun terungkap. Bahasa Indonesia sudah tersebar secara masif di Malaysia di kalangan generasi muda Malaysia. Hal ini disampaikan salah satu netizen Malaysia menyampaikan kekhawatirannya di media Facebook bahwa jangan heran bila 10 tahun lagi, anak-anak di Malaysia sekarang akan menggunakan bahasa Indonesia. 

Postingan tersebut ramai dikomentari oleh orang tua di Malaysia yang mengeluhkan anak-anaknya lebih sering menggunakan kosa kata dalam bahasa Indonesia daripada bahasa Melayu. Sebagai contoh kata "toko" daripada "kedai", "ngomong" daripada "bercakap", "mobil" daripada "kereta" dan sebagainya. Bahkan istilah bahasa daerah di Indonesia juga populer di Malaysia seperti kata "gue" yang lazim digunakan di Jakarta.

Hal ini disebabkan oleh anak-anak di Malaysia sering melihat konten YouTube, TikTok dari Indonesia. Konten "Salam dari Binjai" ataupun lagu DJ TikTok Indonesia tidak asing di Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun