Mohon tunggu...
ikram embisa
ikram embisa Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru, mangajar di man 1 sula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

20 Tahun Sula Tertinggal dari Daerah di Maluku Utara

18 September 2020   11:30 Diperbarui: 18 September 2020   11:36 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

''10 sampai 20 tahun kedepan para pakar di Maluku Utara memprediksi Daerah di Maluku Utara yang menyaingi Kota Ternate bahkan melebihi Kota Ternate ada 3 yaitu Halmahera utara, Halmahera Selatan dan Halmahera Timur. Lalu Sula berada pada posisi dimana saat itu?,'' itu yang di sampaikan di hadapan para guru di aula MAN 1 Sula oleh Kepala Bidang Pendidikan Islam Kanwil (Mantan Kepala Kemenag Kota Ternate tahun 2014-2019)

Sula hari ini itu hasil dari itu hasil dari 5 sampai 15  tahun yang lalu. Kalau ingin merubah masa yang akan datang maka harus memperbaiki masa sekarang. Salah Kelola pada masa lalu membuat banyak masalah yang terjadi sekarang, mulai dari masyarakat tidak berani mengungkapkan pendapat di depan umum, budaya money politik dalam pilkada, masyarakat tidak dewasa menyikapi persoalan kehidupan, kualitas pendidikan yang menurun, jalan raya belum merata di Sula, PLN belum dinikmati seluruh masyarakat Sula, pelayanan kesehatan yang belum memadai, dinas-dinas tidak mampu merealisasikan program kerjanya dan masih banyak yang lainnya.

Sula pada masa sekarang. Pada tahun ini presiden Jokowi umumkan daerah tertinggal di Indonesia salah satunya kabupaten kepulauan sula. banyak aspek yang masih tertinggal jauh dari daerah yang berada di maluku utara, misalkan sarana dan prasarana, Pendidikan, Kesehatan dan lainnya.

Sudah 17 tahun kabupaten sula berdiri, belum seluruhnya  masyarakat sula seperti jalan keliling tanah sula, jaringan internet, dan PLN dan lainnya. Berputar uang yang berada di sula tidak jalan dan daya beli masyarakat sangat rendah. Masyarakat sangat susah untuk mendapat pekerjaan, baik di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan. Sebagian masyarakat bekerja seperti ojek, buruh kasar dan pertukangan, penghasilannya tersebut tidak cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Sebagian besar masyarakat berada hidupnya serba kekurangan.

Problem pembangunan yang di hadapi sula sekarang. Masyarakat tidak mempunyai keahlian dalam bercocok tanam, masih menggunaka cara-cara tradisional. Dan sula termasuk daerah yang gersang, sehingga mereka harus mempunyai keahlian dalam mengolah supaya dapat di tanami tanaman berumur pendek, seperti sayur-sayuran dan umbi-umbian. Tanah yang luas hanya di tanami tanaman berumur Panjang seperti, jambu mete dan kelapa. Perubahan alam mempengaruhi tumbuh kembang tanaman tersebut tidak menentu, ada kala hasilnya bagus, ada kala tidak. Dan juga masyarakat tidak mencari cara untuk dapat mengolah sumber daya alam tersebut. Mereka lebih pasrah pada keadaan yang ada.

Sula memiliki sumber daya  manusia yang masih rendah. Sula memang memiliki banyak sarjana hampir di setiap desa, tapi tidak mampu untuk memberi sumbangsi pada daerah. Malah menambah beban daerah. Mereka tidak mampu memberi kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Sarjana yang bertebar hanya sebatas  menjadi tim sukses di setiap momen pilkada, tidak dapat berbuat lebih dari itu. Mereka tidak dapat menerapkan ilmu yang telah dimilikinya untuk masyarakat. Mereka tidak bisa berperan dalam membuka wawasan masyarakat untuk berperan dalam membangun sula menjadi lebih baik. Mereka tidak dapat mengajak masyarakat untuk berpolitik yang santun dan bermartabat. Dan memilih pemimpin yang adil, jujur dan bertanggung jawab. Malah mereka yang membuat Suasana politik menjadi tidak baik dan menjadi bagian politik yang tidak baik. Di saat menjadi tim sukses mereka menerapkan politik saling menjatuhkan antara satu dengan lainnya. Dan menghalal segala cara untuk memenangkan kandidatnya.

Masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum. Masyarakat tidak dapat berpartisipasi dalam mengisi pembangunan yang berada di kabupaten kepulauan sula. mereka masih terkotak dalam suku, agama dan ras. Mereka sibuk untuk menjatuhkan antara satu yang lainnya untuk mendapatkan yang di inginkan ,walaupun itu bertentangan dengan kepentingan masyarakat umum, bukan satu 2 orang hampir seluruhnya masyarakat sula berperilaku seperti itu. Mereka menggunakan kedok agama, suku dan ras untuk menutupi nafsu serakahnya. Mereka  menjalani kehidupan ini tidak menggunakan cara yang di ajarkan agama dan ilmu pengetahuan.

Sula masih ketinggalan dari daerah lain di maluku utara. Daerah yang dimekarkan bersamaan dengan kabupaten kepulauan sula sekarang perkembangan sangat pesat seperti Halmahera utara, Halmahera selatan dan Halmahera timur dan lainnya. Wilayah dari daerah tersebut lebih luas dari sula, tapi seluruh daerahnya jalannya telah beraspal dan listrik nikmat seluruh masyarakat sampai pelosok, sedangkan di sula cuma beberapa desa yang berada di pulau Sulabesi. Dan daerah Mangoli juga sama, begitu juga dengan PLN belum seluruhnya.

Tiga daerah tersebut seluruh Bank yang berada di Kota Ternate telah seluruhnya berada di daerah tersebut. Ini menandakan perputaran uang di daerah tersebut jalan, tidak sama dengan sula hanya bank maluku dan BRI. Dan tingkat kesejahteraan guru honorer lebih baik di daerah tersebut dari Sula. begitu juga dengan kesehatan, pendidikan, perikanan dan perkebunan lebih baik dari Sula.

Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai buruh bagasi, ojek, petani kelapa dan petani jambu mete. Dan Sebagian kecil nelayan. Dan penghasilan dari pekerjaan tersebut tidak menentu. Buruh bagasi tergantung kapal masuk baru pemuatan sedangkan ojek juga penumpangnya jarang karena Sebagian masyarakat juga telah memiliki kendaraan. Jauh dekat setiap penumpang RP. 5.000 . pendapatan dari pekerjaan tersebut tidak dapat membiayai kehidupan keluarga. Masyarakat hidup dalam serba kekurangan.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk dapat merubah keadaan masyarakat tersebut yaitu membangun kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi membangun sula. Masyarakat harus di buka pikiran mengenai perannya untuk memajukan sula. Masyarakat yang selalu berpikir negatife terhadap kehidupan membuat tidak dapat mengeluarkan potensi yang terbaik dari dirinya. Mereka akan selalu pasrah pada keadaan yang ada. Mereka tidak dapat belajar terhadap hal-hal baru yang terjadi di sekelilingnya. Membangun kesadaran masyarakat yang pertama adalah keluarga. Orang tua di Sula belum mengetahui dan memahami cara mendidik anak yang baik. Mereka tidak paham anak itu dibentuk melalui lingkungan keluarga dan masyarakat. Olehnya itu orang tua harus diberi kefahaman perannya sangat penting dalam merubah anaknya jadi lebih baik.

Selain dari itu masyarakat diberi ruang untuk mengekspresikan diri. Kalau masyarakat sering dikekang pendapat atau pikiran membuat tidak dapat mengeluarkan kemampuan terbaik dari dirinya. Menyampaikan pendapat di depan umum salah satu kebutuhan manusia dalam bermasyarakat. Pada dasarnya setiap manusia selalu ingin didengarkan. Apabila kebutuhan ini tidak dipenuhi akan terjadi kemandekan dalam dirinya. Masyarakat yang selalu dikekang pendapatnya membuat tidak kreatif dan inovatif.  Kritis adalah awal membangun kreatifitas.

Menurut zimmerer dkk ( 2009) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.

Dan juga pemerintah memberikan keluasan kepada masyarakat untuk mengkritik dan memberi masukan. Demokratisasi dapat tumbuh di masyarakat apabila saling menghargai pendapat. Perbedaan bisa diselesaikan apabila komunikasi yang baik antar sesama masyarakat bisa terjalin. Masyarakat yang selalu dihalangi pendapatnya di muka umum membuat apatis terhadah pembangunan. Dan tidak percaya terhadap pemerintah. Pemerintah siap di kritik atas kebijakan yang ambil dan memberi penjelasan kepada masyarakat. Dan mengadakan perbaikan secepatnya sesuai keluhan masyarakat. Masukan harus bersifat konstruktif, bukan saling menjatuhkan.

Selanjutnya mengadakan media lokal sebagai wadah masyarakat belajar merubah diri menjadi lebih baik. Sula pernah ada koran sula pos dan radio, tapi sudah tidak ada sekarang lagi. Mudahnya masyarakat mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan yang baru di tengah kehidupannya akan muncul dialektika, di situlah masyarakat mulai menyadari kelemahan dan kekurangan yang selama ini dilakukan. Dan media juga sebagai pengontrol sepak terjang masyarakat. mereka selalu merasa diawasi antara satu dengan lainya dalam berbuat kebaikan. Lambat laun akan tercipta masyarakat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.

Sula mempunyai peluang untuk menjadi daerah yang maju melebihi daerah lain yang berada di maluku utara. Sula memiliki sumber daya alam dan manusia yang memadai untuk dikembangkan menjadi daerah yang maju. Sula memiliki laut yang luas dan banyak ikan di dalamnya  . Kemudian perkebunan seperti cengkeh, jambu mete, dan kelapa . potensi-potensi tersebut kalau di Kelola secara baik pasti mendapat mensejahterakan masyarakat Sula

IKRAM EMBISA, PEMERHATI BUDAYA DAN PENDIDIKAN SULA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun