Mohon tunggu...
Zulfiqar Rapang
Zulfiqar Rapang Mohon Tunggu... Administrasi - Mengabadi dalam literasi

Pemuda ketinggian Rongkong, Tana Masakke. Mahasiswa Ilmu Politik di Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Puasa di Kampung yang Kali Ini Beda

29 April 2020   19:39 Diperbarui: 29 April 2020   19:50 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tribunnews

Jangan sampai kebijakan yang diputus di Jakarta sana, malah semakin melebarkan perbedaan antara yang memilih dan yang dipilih. Berbeda saat masuk puasa dan waktu lebaran, seperti beberapa tahun silam itu terasa aneh. Apalagi soal tadi itu. Absurd.  

Ustaz-ustaz bilang, saat puasa itu doa-doa mudah diterima. Saya juga berdoa agar spanduk depan mesjid di kampung dapat dicabut. Bukan apa-apa. Ini contoh kalimat tidak efektif. "..untuk selain masyarakat desa sini, untuk sementara..."  Kelebihan kata "untuk".

Kalimat saja harus efektif, apalagi negara. Tapi hanya bonus kalau spanduk itu dicabut. Sebab grandprize-nya tentu adalah corona ini telah berlalu. Shaf jemaah kembali rapat. Pintu-pintu mesjid juga terbuka lebar. Dan kita semua menjadi pemenang pahala ramadhan.  

Dan "posisi", atau "ada perkopian kah" kembali bisa diucapkan.

Zulfiqar Rapang, anak muda dari ketinggian Rongkong, Tana Masakke

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun