Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inspirasi Dari Tulisan Terakhir Pak Wamen

23 April 2012   00:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335147599976175638

[caption id="attachment_183668" align="aligncenter" width="620" caption="Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo saat melakukan kunjungan dan menerima pemasangan Eco Power Booster pada kendaraannya di kampus Universitas Nasional, Jakarta, Jumat (24/2/2012). (Dok UNAS)"][/caption] Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendak-Nya terjadi. Saya biasa tidur jam 20.00 WIB dan bangun jam 02.00 WIB pagi lalu Salat malam dan meditasi serta ceragem sekitar 30 menit, lalu buka komputer buat tulisan atau nulis email. Dalam meditasi biasa menyebutkan: "Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku... Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendak-Mu terjadi..." Lalu saya memohon apa yang saya mau... (dan diakhiri dgn mengucap) "Terima kasih Tuhan atas karuniaMu." Subuh saya Sholat di Mesjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pp sekitar 4 kilometer). Saya menyapa Satpam, Pembantu dan Orang Jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak Pejabat, Pengusaha dan Diplomat), sehingga saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik. Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, jadi kita tidak perlu kuatir. Percayalah... Salam, widjajono* Itulah tulisan pak Wid yang terakhir kalinya. Tulisan tersebut beliau sampaikan melalui mailing list Ikatan Alumni ITB. Pak Wid yang bersahaja itu meninggal dunia dalam pendakiannya di Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. (21/4) Kepergian pak Wid begitu mendadak. Bahkan semua pemirsa TVOne pasti tahu ketika pak Wid di cecar oleh Pak Kwik dan Pak Fuad B dalam acara ILC. Pak Wid yang saat itu sangat emosional benar-benar mematahkan segala argumen yang dikemukanan lawannya. Publik pun tercengang. Siapakah gerangan sosok wamen yang sepertinya lebih mengetahui persoalan ESDM dibandingkan dengan menterinya itu sendiri? Dalam tweet @sociotalker saya baru mengetahui bahwa Pak Wid bukanlah orang sembarangan. Pak Wid tahu betul permasalahan yang dihadapinya. Pak Wid juga termasuk ahli dalam bidang perminyakan. Sosok pak Wid memang tak bisa dilupakan ketika dirinya tampil mempertahankan argumen yang dinilai tidak populis. Pak Wid berani pasang badan bukan untuk melindungi SBY, tapi memang beliau memiliki dasar lain kenapa harga BBM harus naik. Belakangan pak Wid ternyata berbicara pada pak Dahlan Iskan bahwa premium yang di impor kualitasnya berbeda dengan premium sebelumnya. Premium yang saat ini diimpor kualitasnya lebih bagus dibandingkan premium sebelumnya. Karena premium sebelumnya sudah tidak di produksi lagi. Itulah salah satunya mengapa harga BBM harus dinaikkan meskipun resikonya pak Wamen harus di cecar oleh beberapa orang dengan argumennya masing-masing.

***

Inspirasi yang bisa diambil dari tulisan dari pak Wid mungkin sudah sepatutnya kita renungkan pelbagai hal. Pak Wid memiliki keikhlasan dan kepercayaan bahwa pemimpin kita akan menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi jika kita percaya. Karena kepercayaan tersebut akan berpengaruh terhadap campur tangan Tuhan untuk merubah segala keadaaan menjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan. Karena itulah pak Wid terlihat bersikeras dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

Pak Wid adalah pribadi yang sangat bersyukur terhadap segala nikmat yang telah didapatkannya. Itulah kebiasaan pak Wid untuk selalu berterimakasih pada yang Kuasa terhadap segala nikmat dan karunia-Nya. "Terimakasih Tuhan Atas KaruniaMu" perkataan sepele ini namun selalu diucapkan setiap hari akan menumbuhkan rasa syukur dan rasa berkecukupan terhadap segala nikmat yang telah didapat. Sehingga mencegah orang dari kerakusan terhadap kenikmatan duniawi semata.

Kita kadang lebih ingat hak dibandingkan kewajiban. Komplen tidak mendapatkan hak tapi kerap lupa kewajiban sebenarnya, meski hanya sekedar mengucapkan terima kasih.

Pak Wid mengajarkan agar kita selalu ramah terhadap siapapun. Tak terkecuali meskipun itu seorang satpam, pembantu rumah tangga dan tukang jualan. Semua setara. Bagi orang lain mungkin menyapa supirnya, pembantunya atau tukang kebunnya saja jarang. Teladan dari pak Wid ini bisa di contoh terutama orang-orang kaya dan pejabat yang arogan, sombong dengan kedudukan dan hartanya.

Sosok Pak Wid yang selalu bangun pagi semestinya memiliki peluang untuk hidup lebih panjang. Tapi kehendak Tuhan berkata lain. Mungkin ini salah satu teguran agar bangsa ini bisa berubah bukan hanya komplen, komplen dan komplen saja.

Orang seperti Pak Wid adalah sosok yang satu kata dan satu perbuatan. Menurut kakak ipar pak Wid, tak jarang pak Wid menggunakan angkot ketika sedang tidak dinas. Hal ini dilakukan memang untuk menghemat BBM. Beralih dari mobil pribadi ke angkutan umum. Tambahnya lagi bahwa pak Wid sudah mengganti BBM mobil dinasnya dengan Gas. Pak Wid memang sempat menunjukkan mobil dinasnya sudah dipasang tabung BBG.

Satu hal yang tidak boleh diluapakan anak muda. Pak Wid selalu mengawali harinya bukan dengan kegalauan. Pak Wid selalu mengawali harinya dengan penuh kedamaian dan optimisme. Untuk mereka yang akan mengikuti ujian SNMPTN, sedang menyusun skripsi, sedang mencari kerja atau sedang merintis bisnis perlu mencontoh sikap Pak Wid. Hadapi setiap harimu dengan penuh kedamaian dan optimisme yang tinggi.

Pak Wid, Pak Wid....mengapa orang sebaik engkau begitu cepat dipanggil sementara orang -orang yang merampok negeri ini masih bisa hidup seratus atau seribu tahun lagi.

*Dikutip dari kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun