Buat para bapak yang tadinya apatis, kini jadi teliti dengan harga. Iya, sejak pandemi corona menyebar ke beberapa daerah, tugas belanja otomatis berpindah tangan.Â
Dalam kondisi normal, sebenarnya kami sering belanja bersama untuk kebutuhan bulanan, bersama anak-anak. Tapi, sejak imbauan social distancing dan berdiam di rumah, aja demi memutus mata rantai penyebaran virus covid-19, akhirnya semua tugas belanja saya ambil alih.
Bukan hanya belanja kebutuhan rumah tangga saja yang harus saya emban, tetapi kebutuhan untuk alat tulis dan perkakas lainnya pun didelegasikan kepada saya, sebagai kepala rumah tangga. Maklum, lagi tren memindahkan sekolah dan kantor ke rumah.Â
Belum lagi dengan protokol yang ketat dari 'komando covid 19' di rumah. Istri saya jadi makin ketat jika saya baru pulang dari pasar atau kantor. Semua baju harus ditanggalkan, iya, tapi tidak begitu saja di hadapan dia hahaha.
Semua baju langsung masuk ke mesin cuci yang sudah diisi air dan sabun cuci. Selain itu, semua barang yang masuk harus disemprot dengan menggunakan desinfektan, terutama yang memiliki penutup rapat seperti kardus atau plastik.
Protokol keamanan tersebut benar-benar kami jalankan demi menghindari hal yang tidak diinginkan.
Hikmahnya, saya jadi paham dan cukup jeli dengan harga-harga kebutuhan pokok baik sebelum Ramadan hingga memasuki hari ke enam berpuasa. Malah kadang jadi geli sendiri karena saya yang awalnya kurang paham harga selada air jadi tahu kalau harga per onsnya mencapai Rp2.000.
Pengalaman berburu bahan pokok langka
Yang paling seru sebenarnya adalah belanja kebutuhan harian yang dipadatkan dalam seminggu. Kadang-kadang saya harus menyambangi tiga supermarket sekaligus demi mencari barang yang harus didapatkan, salah satunya adalah gula.
Iya, belakangan memang ada kelangkaan gula pasir termasuk di beberapa supermarket langganan saya. Meskipun begitu, sebenarnya masih ada alternatif lain dengan membeli gula berbentuk stick seperti yang disajikan di hotel-hotel.
Usai perburuan ke beberapa supermarket, ujung-ujungnya ternyata saya dapatkan di warung dekat rumah. Warung grosiran yang menjadi langganan warung-warung kecil di sekitarnya.