Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Baswedan Tak Mampu "Kendalikan" Tanah Abang

19 Mei 2019   23:04 Diperbarui: 19 Mei 2019   23:26 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Tanah Abang Terkini / kompas.com

Jakarta memang tidak bisa lepas dari Tanah Abang. Apalagi jelang Lebaran saat ini. Semua orang berbondong-bondong ke Tanah Abang untuk berbelanja kebutuhan Lebaran, terutama pakaian.

Tapi, yang lebih menarik bukan itu. Melainkan kondisinya saat ini yang semakin semrawut, tidak tertata, dan kembali dikuasai oleh preman-preman. Padahal, preman-preman yang menguasai parkir liar dan lapak-lapak liar ini sudah dibersihkan pada saat Basuki Tjahaja Purnama (BTP) masih berkuasa.

Anies sepertinya memang akan mendapatkan "kutukan" dari BTP. Warga Jakarta maupun warga yang kerap kali sering ke ibu kota, bisa melihat sendiri dan menyaksikan sendiri perbedaannya antara saat Anies dengan BTP berkuasa. Hal itu jelas sekali tercermin dari kondisi Pasar Tanah Abang saat ini.

Beberapa kali saya sempat ke Tanah Abang kemudian melanjutkan dengan ojol ke tempat tujuan. Biasanya saya menunggu ojol di Halte Kapal Api, di Jalan Jati Baru. Jika berjalan kaki dari peron Stasiun Tanah Abang kira-kira sekitar 500 meter. 

Otomatis saya melewati jalan dan para pedagang. Yup, pedagang kaki lima di sekitar stasiun saja sudah mulai memenuhi sisi trotoar. Hanya menyisakan jalan untuk dua jalur orang saja.

Stasiun Tanah Abang (18/12/2018) /dok. pribadi
Stasiun Tanah Abang (18/12/2018) /dok. pribadi

Saya kerap kesulitan untuk lewat ketika ada orang di depan saya yang berhenti sejenak untuk membeli sesuatu, entah itu minuman atau makanan. Mau tak mau, saya dan pejalan kaki lainnya harus bergantian untuk melewatinya. Persis seperti mobil yang berpapasan di gang sempit.

Jelas kondisi tersebut membuat tak nyaman para pejalan kaki. Ironisnya, tak jauh dari situ cukup banyak petugas satpol PP yang berjaga. Entah apa kerjaannya, mungkin mereka hanya berpatroli saja dan tak menghiraukan betapa sempitnya akses masuk ke stasiun karena banyaknya pedagang kaki lima.

Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak saya nge-vlog di Stasiun Tanah Abang. Videonya bisa Anda tonton di bawah ini.

Maka, ketika Kompas.com menurunkan berita tentang trotoar yang sudah dikuasai oleh parkiran motor liar, saya hanya bisa tersenyum kecut. Inilah kualitas gubernur ibu kota yang meminta dana Rp571 triliun untuk membereskan Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun