Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jadi Reseller Online Tanpa Modal, Rehan Bisa Untung Jutaan Tiap Pekan

19 Mei 2019   21:58 Diperbarui: 19 Mei 2019   22:07 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal saya tidak begitu percaya jika menjadi seorang reseller bisa mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Tapi, anggapan saya itu terpatahkan setelah mengetahui sendiri kisah adik saya yang terjun langsung menjadi seorang reseller secara online.

Orang tua kami menamainya Mujahidah Raihanah. Mungkin nama itulah yang membuatnya terus berjuang menjadi ibu rumah tangga sekaligus mengasuh anak semata wayangnya.  Meski jadi ibu rumah tangga, ternyata ia punya passion dalam berbisnis. Sedangkan suaminya, adik ipar saya, adalah seorang guru di salah satu sekolah di Surabaya.

Menjadi Reseller Sejak Lama

Iya, diantara saudara lainnya, keluarga adik saya yang ini, tinggal paling jauh dari tempat ibu menetap di Bandung. Mereka menetap di Surabaya sejak menikah. Sebenarnya adik saya punya latar belakang di dunia farmasi. Malahan pernah bekerja di salah satu lembaga sosial di Bandung. Sebuah klinik yang merawat dan menerima pasien dhuafa yang hendak berobat maupun yang hendak melahirkan.

Melihat perjuangan dan sepak terjangnya, tak terbayangkan jika akhirnya anak ke empat dari 12 bersaudara ini menjadi contoh bagi adik-adiknya. Termasuk bagi saya sendiri yang kurang mahir dalam berjualan. Setelah melewati berbagai fase drama yang melelahkan, akhirnya ia bisa menjadi teladan dalam berbisnis bagi keluarga.

Rehan, begitu saya memanggilnya. Sejak masih di Bandung, ia sudah mulai berjualan sambil bekerja. Apapun yang bisa dijual, akan dia jual. Saya termasuk korbannya, hahahahaha. Melihat sosoknya saja saya jadi teringat Mail, teman Ipin dan Upin yang selalu bilang "Dua seringgit" saat melihat potensi barang yang bisa dijualnya.

Demi mendukung usaha adik sendiri, saya tak pernah menawar barang dagangannya. Karena saya percaya dia bisa menjaga kualitas. Sudah beberapa kali saya memesan beberapa barang mulai dari produk edukasi anak-anak, jeruk, hingga kurma. 

Bisnis Tanpa Modal

Uniknya, produk-produk yang dijualnya memang dia ambil dari orang lain. Praktis ia tak menyiapkan modal sama sekali. Ia melakukan marketing dengan menggunakan pesan instan, Whatsapp. Kadang-kadang membagikannya juga di linimasa media sosial.

Hebatnya lagi, memanfaatkan dunia digital, hampir semua pelanggannya berasal dari Bandung. Ia masih merawat hubungan silaturahmi dengan teman-teman sekolah dan semasa di kampusnya dulu. Wal, hasil beberapa temannya selalu melakukan repeat order padanya.

Awalnya saya tak pernah tahu berapa keuntungannya dan berapa margin yang dia ambil. Tapi, gara-gara tugas reportase samber THR Kompasiana ini, akhirnya terkuak juga hahahaha.

Saya tertarik untuk mengulik usaha resellernya dengan produk kurma. Ya, karena ada banyak produk yang dia tawarkan. Katanya tergantung mood. Maklum, karena ia juga masih menjaga anaknya. 

Ia mengaku sudah menawarkan kurma kepada teman-temannya dua pekan sebelum bulan puasa. Dalam satu pekan dia sudah bisa menjual 10 karton kurma. Satu karton rata-rata berisi 12 box kurma dengan berat sekitar 500 gram. 

Ilustrasi kurma / istimewa
Ilustrasi kurma / istimewa

Memang, kurma yang dijualnya berbeda-beda. Ada kurma Sukkari, Mesir, Tunisia, Syafawi, Siwa, Khalas, Naghal, Zuhdi, dan yang paling mahal adalah kurma Ajwa atau populer dikenal kurma Nabi. 

Nah, kemarin saya mencoba memesan Sukkari. Harganya sektiar Rp65 ribu. Sementara kurma yang paling mahal adalah kurma Ajwa. Setengah kilogramnya mencapai Rp200 ribuan.

Mau tahu rasanya kurma Sukkari? Kurma jenis ini adalah kurma kering dengan tingkat manis yang sedang. Rasanya krenyes dan manis saat digigit, seperti makan buah mangga mengkel. Malahan, teman saya yang non muslim saja suka, ia pun kerap nimbrung berbuka puasa, hahahaha.

Omzet Reseller Kurma

Jika dihitung, keuntungannya sudah cukup lumayan. Jika rata-rata satu karton saja dihitung Rp50 ribu, artinya dalam satu pekan sudah mendapatkan omzet sekitar Rp6 juta. Itu baru kurma loh ya, belum produk-produk lain yang ia jajakan. 

Karena terpisah jarak yang cukup jauh, tak ayal, dia pun memanfaatkan transaksi online. Diantaranya adalah kemudahan e-banking dan mBCA.  Setelah memesan kemudian pelanggannya tinggal bayar. Kalau saya yang pesan beda lagi, barang diantar duluan baru saya bayar, hahahahah.

Kemudahan transaksi online inilah yang membantunya berjualan dengan target pasar teman-temannya di Bandung meskipun ia tinggal di Surabaya.

Untuk pemesanan secara online pun dia selalu ready. Saya selalu menghubunginya di nomor Whatsapp +62 822-1708-7008. Reseller online itu harus bisa melihat peluang. Istilahnya Palugada. "Apa lu mau, gue ada", hahahaha.

Kisah suksesnya ini tentu membuat kami bangga. Terlebih beberapa kali ia bisa membantu keuangan adik-adik meskipun sudah berkeluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun