Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suburkan Narasi Hoaks, Elektabilitas Gerindra Melorot

7 Januari 2019   15:26 Diperbarui: 7 Januari 2019   16:44 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo / Foto Kompas.com

Entah bagaimana ceritanya Gerindra seperti merasa aman-aman saja menyebar isu hoaks di tengah masyarakat. Belum lupa dari ingatan, mega skandal hoaks terbesar pada tahun 2018 yang melibatkan Ratna Sarumpaet dan beberapa politisi Gerindra termasuk Fadli Zon.

Partai yang mengusung Prabowo sebagai capres ini terus saja mengulang kesalahan dan konsisten menyebarkan hoaks di tengah masyarakat.

Ada yang bilang, strategi ini dilakukan meniru kampanye Trump. Namun, ada juga yang bilang bahwa koalisi Adil Makmur sudah kehabisan amunisi untuk menyerang petahana hingga hanya satu-satunya narasi hoaks yang bisa dimainkan untuk menyerang petahana.

Berkali-kali Gerindra melepaskan anak panah yang justru berbalik mengenai pemimpinya sendiri. Isu SARA yang berhasil menumbangkan Ahok, kini justru berbalik seperti bumerang yang mengenai wajah pemiliknya sendiri.

Prabowo menampik untuk diuji baca AlQuran oleh Ikatan Dai Aceh. Padahal, undangan tersebut justru untuk mengklarifikasi rasa penasaran sebagian masyarakat tentang ke-Islaman Prabowo yang selama ini dicitrakan tidak bisa baca AlQuran. Alasan ini yang membuat Prabowo tidak pernah mau menjadi Imam salat.

Terlepas dari subtansinya sebagai calon pemimpin negara. Ajakan sebagian masyarakat ini adalah bentuk rasa penasaran masyarakat yang harus dijawab. Apalagi undangan tersebut datang dari para ulama di Serambi Mekkah.

"Ah, diundang untuk baca Al-Quran saja menolak, apalagi mendengarkan aspirasi rakyat" begitu kira-kira yang akan disuarakan masyarakat awam.

Boleh jadi dalam hal ini Prabowo sudah tepat. Memberikan kesempatan kepada imam yang lebih fasih dalam membaca Al-Quran. Seharusnya Prabowo juga paham, untuk menjadi pemimpin negara ini ibarat memilih pemimpin salat. 

Serahkan pada sosok yang memang memahami cara mengatur negara dengan baik. Bisa mensejahterakan rakyat dan pemerataan ekonomi dari Sabang sampai Merauke.

Pada akhirnya, semua yang disebar oleh Prabowo dan Gerindra, kini berbalik menyerang mereka sendiri.

Setelah isu SARA tak mempan, Gerindra tak patah arang. Narasi hoaks alias kebohongan tentang Ratna Sarumpaet yang dianiaya oleh sekelompok orang dengan menimpakan kesalahan kepada pemerintah pun akhirnya terbongkar sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun