Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggantung Nasib Angkutan Online di Bandung, RK Dianggap Tak Berani

15 Oktober 2017   06:03 Diperbarui: 15 Oktober 2017   08:11 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru kemarin (14/10) saya dan keluarga tiba di Bandung menggunakan kereta Argo Parahyangan dari Jakarta. Sebetulnya saya sempat was was juga kesulitan mendapatkan taksi online seperti Gocar, Uber atau Grab Car di Kota Kembang.

Sejak ayah saya meninggal dunia, praktis saya tak bisa mengandalkan orang lain lagi untuk minta dijemput entah itu di stasiun atau di pool angkutan travel. Terasa sekali sampai saat ini betapa keberadaan ayah saya itu sangat dibutuhkan oleh kami, anak anaknya yang merantau di luar daerah.

Setelah ayah tiada, hanya angkutan online yang bisa saya andalkan. Pertama, tidak ada angkutan umum yang beroperasi selepas jam 6 sore ke kampung saya di kabupaten Bandung daerah Bandung utara. Kedua, jika harus menggunakan angkutan umum, perlu dua kali naik dengan rute yang memutar. Ketiga, soal harga taksi di Bandung janganlah ditanya. Apalagi di Bandara Husein Sastra Negara yang kadang malah bikon dongkol karena tak mau menggunakan argo dengan harga yang sudah dipatok jauh dekat 100rb. Jika membawa orang tua yang sudah sepuh memang tak ada alasan lain hanya menggunakan taksi konvensional dengan hati sedikit dongkol.

Benar, semua berubah sejak ada angkutan online. Jujur, saya amat sangat terbantu. Terlebih kadang saya malah kerap kali order entah itu taksi online atau ojek online dari untuk ibu atau adik saya meskipun posisi saya berada di Jakarta. Malahan adik saya di Surabaya saja pernah meminta tolong saya untuk memesan taksi online gara gara app taksi online di hape dia sedang error.

Bagaimana caranya? Mudah kok sebetulnya. Hanya tinggal menentukan titik penjemputan dan tujuan lewat google maps, kemudian tinggal pilih menu pemesanan angkutan online. Benar semudah itu.

Maka, ketika ada pelarangan angkutan online di Jawa Barat termasuk Bandung yang paling dirugikan bukan hanya pengemudi, melainkan juga para pengguna.

Beruntung, meskipun sedikit sulit mendapatkan taksi online kemarin, masih ada beberapa yang beroperasi. Walhasil para pengemudi ini melakukan penjemputan dari titik yang lebih jauh karena kabarnya yang berani beroperasi memang terbatas.

Praktis saat demo angkot dan ojek konvensional selama 4 hari di Bandung, sedikit sekali angkutan online yang beroperasi.

"Wah, saya gak mau ambil risiko A. Soalnya dari komunitas pengemudi juga mengimbau untuk setop sementara. Mau bagimana lagi. Selama setop saya juga hidup dari sisa sisa operasional sebelumnya A" kata pengemudi pertama yang mobil Sigranya saya tumpangi.

"Gimana ya A. Kita juga sama sama cari makan. Kalau saya harus setop sampai November, keluarga saya mau makan apa?"

Pertanyaan yang memang sulit untuk dijawab. Mendengarkannya saja membuat saya jadi terenyuh plus haru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun