Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjala Rupiah Kusut di Pulau Terdepan

15 Juni 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa pejabat yang langsung terjun ke Pulau Kodingareng, Sulsel

Beberapa pejabat pun turut hadir dalam kegiatan pagi itu diantaranya adalah Dan Satgas Letkol Laut (P) Heri Prihartanto dari Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta (Baju Loreng), Camat Ujung Tanah Drs. Andi Undro, M.Si (Baju Putih), Bapak Karsono Asisten Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (Mengenakan Rompi Cokelat bertopi), dan perwakilan dari Kemenpora.

Ketika kami datang, seperti layaknya pejabat, terdapat beberapa sambutan dari warga. Bahkan kami disambut dengan keunikan lokal palang pintu. Beberapa anak pulau terlihat berenang hilir mudik disekitar dermaga. Keindahan alam pulau ini khas seperti wilayah Indonesia bagian Timur lainnya. Air laut yang masih jernih, pasir putih yang halus, dan wajah ramah warga yang menyambut kami.

Tak luput disajikan pula tarian Anging Mamiri di balai pertemuan yang dihadiri oleh seluruh warga, ketua RT dan RW, serta para peserta ENJ2015 yang kurang lebih berjumlah 170 orang perserta.

 

Para penari melenggak lenggok dengan gemulai. Bukan hanya kami saja yang menyaksikan, beberapa siswa sekolah berseragam Pramuka pun tampak antusias melihat tarian yang biasanya memang ditampilkan untuk menyambut tamu, didalam sebuah perkawinan yang sudah merupakan tradisi dan budaya di Pulau Kodingareng, kecamatan Ujung Tanah.

 


Beberapa rumah warga memang khas rumah panggung. Diatasnya untuk para penghuni sementara dibawahnya digunakan untuk binatang ternak atau fungsi lainnya. Namun beberapa rumah, sudah berubah dari bentuk aslinya sehingga dijadikan rumah tingkat.

 

Yang membuat saya cukup antusias adalah ketika warga berbondong-bondong datang untuk menukarkan uangnya. Kondisi uang mereka boleh dikatakan sudah sangat parah hahaha. Mulai dari yang sobek, berlubang, bahkan masih ada uang yang sudah tidak berlaku lagi masih tetap disimpan oleh mereka.

 

Ketika saya bertanya pada salah satu petugas BI, bahwa kondisi uang akan ditaksir layak ditukarkan atau tidak, Para pegawai BI ini bertanggung jawab dengan uang yang dibawa. Uang yang dibawa jumlahnya harus sama dengan uang yang ditukarkan dalam kondisi apapun juga, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih.

Pemandangan ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah amat sangat dibutuhkan di beberapa pulau perbatasan, pulai terdepan, terluar demi mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Hal yang dilakukan oleh BI ini merupakan cara untuk merawat kedaulatan Indonesia di pulau pulau terpencil. Betapa bahagianya para penduduk, saudara kita yang kedatangan tamu dari berbagai daerah juga. 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun