"Tidak semua orang memiliki gaji, tapi setiap orang pasti memiliki rejeki". Begitulah yang penulis tangkap dari kunjungan ke dua UMKM di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat bersama tim Amartha, Kompasiana dan 20 Kompasianers se-Bandung Raya.
Merupakan kesempatan yang luar biasa bagi penulis bisa memiliki pengalaman untuk mengunjungi 2 UMKM hebat di Kabupaten Bandung Barat yaitu usaha Master Lemon milik Ibu Lina dan kerajinan rajut milik Ibu Sherly.
Kisah inspiratif usaha "Master Lemon" milik Bu Lina
Kita mengetahui bahwa Lembang terkenal dengan susu, bolu dan strawberry-nya. Tapi tahukah kamu, bahwa suhu udara di Lembang yang dingin juga berkesempatan untuk para petani menanam tanaman yang cocok dengan suhu di Lembang, termasuk salah satunya adalah Lemon California.Ide kreatif untuk menanam lemon di kawasan Lembang ini muncul dari suami Ibu Lina pemilik usaha "Master Lemon". Awalnya, Ibu Lina skeptis dengan usaha yang akan dijalani oleh suaminya, apalagi kendaraan satu-satunya di rumah menjadi modal untuk suami Ibu Lina dalam membeli bibit lemon. Apalagi, lemon hanya bisa di panen dalam setahun sekali "Lalu kita mau makan apa nantinya kalo penghasilan cuman setahun sekali?", ucap Ibu Lina menceritakan masa lalunya kepada Kompasianer.
Kata orang, mental pengusaha tidak akan ada matinya, suami Ibu Lina yang saat ini dikenal dengan nama Pak Master, membagi-bagikan bibit kepada para petani untuk di tanam, agar nantinya hasil dari tani tersebut hanya bisa dijual kepada Pak Master. Lalu, pemasaran Lemon ini di jual ke supermarket terdekat yang ada di wilayah Bandung Raya. Jika makanan ataupun buah-buahan akan masuk ke minimarket, dibutuhkan quality control yang ketat, maka tidak semua hasil panen milik Pak Master bisa didistribusikan ke supermarket.Karena banyaknya lemon yang tidak lulus QC, Ibu Lina memutar otak "Bagaimana caranya agar lemon ini tidak terbuang? Dengan ide kreatifnya Ibu Lina berpikir, di setiap kulkas minimarket minuman lemon itu hanya satu ataupun dua merek yang menguasai pasar, selain daripada itu, harganya juga sedikit mahal untuk kalangan menengah ke bawah.Â
Karena peluang itu ada, akhirnya Ibu Lina membuat minuman dari lemon untuk dijadikan minuman kemasan yang siap diminum. Nama usahanya adalah "Master Lemon", yang diambil dari nama anak keduanya "Dewantara Master".Usaha Ibu Lina mulai mengalami peningkatan yang signifikan tatkala Covid-19 terjadi di tahun 2019/2020. Saat itu banyak orang yang memerlukan Vitamin C, maka usaha Ibu Lina untuk memasarkan produk minuman lemon semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Tingkat permintaan yang banyak disertai dengan modal usaha yang terbatas membuat Ibu Lina berpikir bagaimana caranya ia bisa memperoleh modal untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Suami Ibu Lina tidak setuju jika usahanya ada campur tangan bank konvensional untuk meminjamkan modalnya. Maka dari itu, setelah mendapatkan informasi dari orang-orang di sekitarnya, Ibu Lina memperoleh informasi mengenai Amartha.
Ibu Lina mendengar bahwa visi dan misi Amartha juga sejalan dengan apa yang Ibu Lina harapkan. Dengan hanya meminjamkan modal usaha kepada pengusaha perempuan, menggunakan sistem tanggung renteng dengan kelompok pengusaha perempuan lainnya serta pinjaman bertahap dengan tingkat risiko yang terukur akhirnya Ibu Lina bisa mengembangkan bisnis lemonnya hingga memiliki karyawan yang membantunya.
Yang tadinya hanya menyediakan minuman ready to drink Vitamin C, sekarang minuman Master Lemon milik Ibu Lina memiliki beberapa variasi, seperti Lemon Madu untuk menyembuhkan batuk dan menguatkan imun tubuh, serta varian Sari Lemon Murni untuk diet.
Usaha milik Ibu Lina semakin berkembang, apalagi Amartha tidak hanya memberikan bantuan biaya modal usaha kepada Ibu Lina, tetapi dilakukan juga pendampingan terkait literasi keuangan agar Ibu Lina semakin paham dan mengembangkan bisnisnya agar semakin maju.
Pengrajin Tas Rajut Ibu Sherly
Banyaknya wisata di wilayah Lembang membuat masyarakatnya berpikir bagaimana caranya agar bisa memperoleh penghasilan dari tempat wisata? Biasanya para turis lokal maupun mancanegara ingin memiliki kenang-kenangan dari suatu daerah untuk dibawa pulang.
Peluang untuk membuat oleh-oleh maupun kenang-kenangan dari suatu tempat wisata terdengar oleh masyarakat di Desa Cikole, salah satunya adalah Ibu Sherly.
Dari sejak kecil, Ibu Sherly terbiasa melihat orang-orang di sekitarnya untuk merajut benang yang nantinya akan dibuat tas. Kemampuan Sherly yang mahir membuat tas rajut akhirnya dimanfaatkan menjadi peluang usaha olehnya.
Berawal dari iseng melihat model tas rajut di internet, dan awalnya memasarkannya hanya di tempat pembelian kopi di dekat rumahnya. Karena hasil rajutan Sherly terlihat rapi dan bagus, akhirnya Ia beranikan diri untuk menjual barangnya di tempat-tempat wisata di sekitaran Lembang seperti, Tangkuban Parahu, D'Castello dan Ciater.
Permintaan order dari pengelola tempat wisata dan customer semakin banyak karena kualitas bagus dari tas rajut milik Ibu Sherly. Ibu Sherly pun memerlukan modal lagi untuk menambah kapasitas produksinya sehingga permintaan order terpenuhi.
Ibu Sherly memilih Amartha sebagai lembaga yang meminjamkan modal usaha kepada Ibu Sherly untuk mengembangkan bisnisnya.
Kini usaha Ibu Sherly semakin maju, saat libur omzetnya bisa menyentuh Rp13.000.000/bulan. Di usianya yang masih 25 tahun, Ibu Sherly kini memiliki 3 karyawan yang membantunya merajut. Â Kini variasi dari tas rajutannya bertambah, tidak hanya tas tetapi ia juga membuat pouch dan aksesori dari benang rajutannya.
Dari dua kisah inspiratif UMKM Master Lemon dan Perajin Tas Rajut ini, peran Amartha untuk membantu UMKM sangat luar biasa. Berkat bantuan modalnya serta bantuan pendampingan dari tenaga lapangan yang sigap membantu UMKM mengembangkan usahanya, kini Master Lemon dan Perajin Tas Rajut bisa memiliki omzet yang cukup dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang di sekitarnya sehingga roda perekonomian tumbuh.
Memiliki 3 juta lebih pengusaha perempuan yang bermitra dengan Amartha membuat Amartha menjadi perusahaan teknologi penyedia keuangan terpercaya. Selama 13 tahun Amartha telah melayani segmen akar rumput terutama di perempuan di wilayah pedesaan.
Kini, Kompasianer bisa memilih investasi yang sudah terbukti terpercaya dan investasi aman hanya melalui investasi Celengan Amartha  https://amartha.com/individu/celengan/.
Bagi Kompasianer yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait literasi keuangan secara digital bisa men-download aplikasi Amartha melalui link di bawah ini: https://amarthafin.go.link/9deGY.
Semoga dari dua kisah inspiratif UMKM di atas, serta peran Amartha yang membantu modal usaha sehingga menjadi pendanaan berdampak positif yang bisa menginspirasi teman-teman semua untuk agar menjadi manusia yang bermanfaat, berdampak dan baik kepada sesama. Aamiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI