Mohon tunggu...
Humaniora

Inovasi Tradisi di Jaman Modern

2 April 2017   18:42 Diperbarui: 4 April 2017   15:16 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

jika berbicara mengenai perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. tentu bagi mayoritas umat islam mungkin sudah tidak asing lagi di telinga, perayaan yang dilakukan setiap tahun untuk mengingat hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Dimana disetiap wilayah Nusantara memiliki tradisi unik tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain untuk memperingati perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. yang dirayakan oleh masyarakat secara mewah atau secara sederhana yang mana sangat ditunggu-tunggu oleh setiap kalangan terutama bagi anak-anak.

Berbicara mengenai perayaan maulid nabi tentu dalam bayangan terbesit berbagai macam buah-buahan, tumpeng, ataupun pohon pisang yang berdaun uang dan lain sebagainya. Dalam perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. tentu dalam setiap wilayah memiliki tradisi tersendiri terutama di desa Randuagug kabupaten Lumajang dalam perayaannya hanya sederhana namun selama bulan maulid Nabi perayaannya satu bulan penuh yang biasanya dirayakan secara bersama-sama atau bahkan dirayakan sendiri-sendiri  secara bergantian dalam setiap rumah dimana waktu pelaksanaanya pun tidak menentu terkadang dirayan diwaktu sore sesudah shalat ashar atau sesudaha shalat maughrib.

Kebudayaan islam semacam ini sudah turun temurun, di daerah Lumajang sendiri dalam merayakannya mungkin hampir sama yaitu denngan tumpeng atau semacamnya, juga buah-buahan, serta pohon pisan yang di hias dengan bunga dari kertas, uang, atau bahkan balon-balon yang sangat disenangi oleh anak anak yang dilaksanakan di musholla atau masjid sekitar, setelah selesai melakukan doa warga yang ikut serta dalam perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. yang mayoritas kaum laki-laki menyerbu atau berebut untuk mendapatkan tumpeng atau buah-buahan, uang, balon atau bunga yang tertancap dalam pohon pisan tersebut untuk dibawa pulang untuk keluarga, sehingga ada sebagian orang yang tidak beruntung mendapatkan itu.

Seiring berkembangnya zaman cara perayaan maulid Nabi Muhammad Saw.  yang dilakukan di desa Randuagung mengalami modernisasi dimana islam nusantara tidak menolak budaya yang masuk juga tidak langsung menerima semua budaya yang masuk. Jika di daerah lain masih kental dengan budaya dan merayakannya dengan menggunakan tumpeng atau pohon buah yang dimana dalam tradisi tersebut orang berpartisipasi berebut untuk bisa mendapatkan tumpeng atau buah-buahan .

Berbeda dengan daerah Lumajang khususnya di desa Randuagung dimana dalam pearayaanya satu bulan penuh secara bergantian yang dilakukan sendiri-sendiri dalam setiap rumah atau bersama-sama yang dilakukan di musholla.  Jika tradisi di daerah lain untuk mendapatkan tumpeng atau buah-buahan harus saling berebut berbeda dengan desa Randuagung dimana tumpeng atau buah-buahan dikemas dalam satu wadah dan dibagikan kepada warga yang ikut serta merayakan maulid Nabi Muhammad Saw. agar tidak saling berebut dan semua mendapatkannya..

Perayaan ini sungguh sangat menyenangkan karena memperingati kelahiran nabi yang mana beliau adalah kekasih Allah SWT. dengan adanya maulid nabi ini bisa saling bersilaturahmi sesama saudara muslim terutama tetangga yang berada dilingkungan sekitar, yang melibatkan masyarakat setempat untuk saling bersosialisasi. Dan dalam perayaan ini pula warga menganggapnya adalah sebagai sodakoh atau saling berbagi kepada saudara muslim.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun