Aku anak idaman orang-orang. Bisa dibilang, aku idola di kalangan teman-temanku. Aku anak yang pintar, populer, cantik, dan berbakat. Nggak heran aku selalu dipuji oleh orang-orang sekitarku. Aku punya adek, tapi aku nggak deket sama dia karena dia selalu menyendiri di kamarnya. Aku ga tau kenapa.Â
Aku memegang sertifikat dan buket bunga dari perlombaan. Aku dikelilingi oleh orang-orang memujiku. Aku sudah terbiasa dengan hal ini, jadi aku senyumin aja. Orang tuaku juga bangga denganku, mendapatkan juara 1 ke sekian kali.Â
Dia dimana? Aku berpikir, biasanya adikku menunggu. Apa dia capek berdiri? Mungkin saja. Aku tidak berpikir macam-macam. Setelah itu, teman-temanku datang dari kursi penonton, rupanya mereka ikut ya? Mereka datang dan mengucapkan selamat.Â
Ada yang janggal. Tiap kali mereka mengucapkan selamat, mereka selalu kelihatan nggak tulus. Kenapa ya? Mungkin ini perasaan aku doang, ya kan? Mereka pergi, katanya ingin ke toilet. Setelah mereka pergi, aku juga jadi ingin ke toilet. Aku pun menyusul, dan mereka masih di dalam. Aku masuk ke salah satu toilet dan mengunci pintu.Â
Tepat saat aku menutup pintu, mereka keluar, dan ngomongin aku.Â
"Ih paan sih, gaje banget deh tu anak. " Salah satu dari mereka berkata dengan nada yang bete.Â
"Tau, dasar show-off, pamerin diri ke orang-orang kayak dia orang paling hebat di dunia. Guru kita aja sampe suruh kita ikut nonton dan suruh kita ucapin selamat. " Satunya lagi bersahut.Â
"Ih, iya kan. Padahal tuh dia biasa aja, apa hebatnya coba? Gua juga bisa kali kek gitu. Mukanya doang yang indah. Apa gua doang yang mikir gitu? "Â
"Bukan lu doang, Ella ama Rio juga mikir gitu, kan dia emang cuma pinter caper. Wkwkwkw. "
Oh, ternyata begitu. Aku benar-benar nggak bakal kepikiran kalau mereka bakal ngomongin aku dari belakang. Tapi aku pikirin kembali, aku beneran suka pamer ga ya? Aku show-off ya? Aku caper ke orang-orang ya? Kok mereka bisa pikir gitu sih?Â