Mohon tunggu...
Abdul Fickar Hadjar
Abdul Fickar Hadjar Mohon Tunggu... Dosen - Konsultan, Dosen, pengamat hukum & public speaker

Penggemar sastra & filsafat. Pengamat hukum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka Danau Toba Kami

25 Juni 2018   08:39 Diperbarui: 25 Juni 2018   08:44 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DUKA DANAU TOBA KAMI


Selamat pagi danau toba ku

Masih bisakah kita tersenyum

Seperti dulu ketika kau tampakan keindahanmu

Masih jernihkah arus airmu

Ketika tersiram bah air mata putera puterimu

Selamat pagi danau toba ku

Kesedihan tak dapat lagi kusembunyikan

Memandang keindahanmu dengan kepedihan

Untung tak teraih malang tak tertolakan

Musibah datang tak terelakkan

 

Sambil menghirup secangkir kopi

Aku coba bercanda dengan pikiran dan nurani

terpejam, membiarkan duka tersembunyi disudut sunyi

merawat akal sehat bergulat melahirkan beribu misteri

ketika infra struktur riuh dipelosok negeri

mengapa tak sedikitpun "pelayaran rakyat" mendapat atensi

Wahai putera negeri pemilik integrity

Wahai engkau pemilik otoriti

pisahkanlah dana negeri dan gerakanlah para pemilik investasi

untuk Pelayaran rakyat yang tak hanya di danau toba terkonsentrasi

Tersebar, terserak di nusantara  sebagai perekat persatuan negeri

Selamat pagi danau toba ku

Duka mu, duka ku, duka kami, duka anak negeri.....

(Tebet220618 Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun