Sudah sejak lama al Manshur (754-775 M) ayah al Mahdi berniat manjadikan anaknya sebagai pengganti khalifah setelahnya kelak. Kemuadian al-Manshurpun mendidik dan mengajari anaknya tentang bagaimana untuk menjadi pahlawan dan pemimpin Islam  tentara. Ketika al-Mahdi menjadi kahlifah , saat itu, naegara telah dalam keadaaan yang cukup stabil dan damai baik dari segi ekonomi mapun politik.
Al-Mahdi telah memerintah masyarakat Islam pada 775-785. Ia dengan segala strateginya telah  memberi perintah upaya pekerjanya membangun beberapa bangunan besar di sepanjang jalan menuju Kota Mekkah sebagai tempat persinggahan para musafir tidak hanya rakyat Islam. Tidak hanya itu, ia juga menyerukan untuk dibangun kolam-kolam air demi kepentingan para rombongan kafilah dan hewan ternak mereka. Al-Mahdipun mengaktifkan jalanya hubungan po dintara Kota Baghdad dan beberapa wilayah strategis Kota Islam.
Al Mahdi adalah sosok ayah yang sangat memperhatikan kembang tumbuh anak-anaknya yang kelak akan menjadi penggantinya. Ia selalu mendidik anak-anaknya denga baik entah itu Al Hadi maupun Harun ar Rasyid. Al Mahdi telah melatih Harun untuk menjadi amir di Saifah dan itu merupakan beban yang berat dan harus bertanggung jawab terhadap negara (163 H). Ditahun setelahnya, al Mahdi menjadikan Harun untuk menjadi pemimpin di wilayah Anbar dan negeri di Afrik Utara.
Adapun al-Hadi (785-786 M),  khalifah setelah al-Mahdi  juga banyak memiliki startegi diplomasi yang mampu menjaga stabilitas politik dan ekonomi masyarakat Islam. Al-Hadi dikenal sebagai khalifah yang tegas meskipun ia senang dengan hal bersenda gurau. Dengan sifatnya yang loyal tersebutlah mampu menjadikan beberapa teknik diplomasinya berjalan lancar.
Tidak hanya itu, keduanya dengan keislaman, keihsanan dan keimanan mampu menjadikan kekuasaanya berjaya baik dari segi ekonomi, politik, sosial, budaya maupun sastra. sampai detik ini, pengaruhnya masih bisa dirasakan terutama perkembangan ilmu tidak hanya di Barat namun juga hingga negeri kita Indonesia dan negara lainnya.