Mohon tunggu...
Fian Fian
Fian Fian Mohon Tunggu... Jurnalis - Si vis pacem, para bellum

Qui ascendit sine labore, descendit sine honore

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diplomasi Khalifah al-Mahdi dan al-Hadi

18 Oktober 2019   13:23 Diperbarui: 18 Oktober 2019   13:32 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah sejak lama al Manshur (754-775 M) ayah al Mahdi berniat manjadikan anaknya sebagai pengganti khalifah setelahnya kelak. Kemuadian al-Manshurpun mendidik dan mengajari anaknya tentang bagaimana untuk menjadi pahlawan dan pemimpin Islam  tentara. Ketika al-Mahdi menjadi kahlifah , saat itu, naegara telah dalam keadaaan yang cukup stabil dan damai baik dari segi ekonomi mapun politik.

Al-Mahdi telah memerintah masyarakat Islam pada 775-785. Ia dengan segala strateginya telah  memberi perintah upaya pekerjanya membangun beberapa bangunan besar di sepanjang jalan menuju Kota Mekkah sebagai tempat persinggahan para musafir tidak hanya rakyat Islam. Tidak hanya itu, ia juga menyerukan untuk dibangun kolam-kolam air demi kepentingan para rombongan kafilah dan hewan ternak mereka. Al-Mahdipun mengaktifkan jalanya hubungan po dintara Kota Baghdad dan beberapa wilayah strategis Kota Islam.

Al Mahdi adalah sosok ayah yang sangat memperhatikan kembang tumbuh anak-anaknya yang kelak akan menjadi penggantinya. Ia selalu mendidik anak-anaknya denga baik entah itu Al Hadi maupun Harun ar Rasyid. Al Mahdi telah melatih Harun untuk menjadi amir di Saifah dan itu merupakan beban yang berat dan harus bertanggung jawab terhadap negara (163 H). Ditahun setelahnya, al Mahdi menjadikan Harun untuk menjadi pemimpin di wilayah Anbar dan negeri di Afrik Utara.

Adapun al-Hadi (785-786 M),  khalifah setelah al-Mahdi  juga banyak memiliki startegi diplomasi yang mampu menjaga stabilitas politik dan ekonomi masyarakat Islam. Al-Hadi dikenal sebagai khalifah yang tegas meskipun ia senang dengan hal bersenda gurau. Dengan sifatnya yang loyal tersebutlah mampu menjadikan beberapa teknik diplomasinya berjalan lancar.

Tidak hanya itu, keduanya dengan keislaman, keihsanan dan keimanan mampu menjadikan kekuasaanya berjaya baik dari segi ekonomi, politik, sosial, budaya maupun sastra. sampai detik ini, pengaruhnya masih bisa dirasakan terutama perkembangan ilmu tidak hanya di Barat namun juga hingga negeri kita Indonesia dan negara lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun