Abad 10 Masehi dikenal sebagai abad pembangunan daulah Islamiah yangmana ketika itu, Kota Kordoba di Spanyo hingga Kota Multan di Pakistan mengalami pembangunan pesat disegala bidang terutama ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketika dunia Islam telah memasuki babak kemakmuran dengan kesibukannya dalam urusan penyelidikan, penelitan di laboratorium, Dunia Barat masih dalam kegelapan dan kebodohannya dengan kehiduan primitif peyembahan dewa dan jampi-jampinya.
Hal tersebut tentulah tidak lepas dari jasa Nabi Muhammad yang mampu menimbulkan dorongan dari cahaya al-Qur'an menuju kebudyaan baru yang kuat dan makmur dengan ajaran Islamnya, hingga para pemimpin atau penerus Nabi tersebut mampu mengimbangi usaha pemerintahannya diiringi dengan keimanan yang kokoh Tidak hanya itu, para khalifah dinasti ini juga sangat mementingakan dan menekankena perkembangan pembinaan peradaban, kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah.
Al Manshur dikenal sebagai pelopor gerakan penerjemahan pada wal pemerintahan Abbasiyyah. Ia denga segala strateginya giat menerjemahkan naskah ilmu pragmatis, kedokteran, matematika, astrologi dan kimia karya ilmuan Barat kedalam Bahasa Arab. Sedangkan karya puisi dan cerpen kurang diperhatikan karena dianngap kuran gbermandaat. Al Manshur juga sangat memperhatikan perkembangan Bahasa Arab.
Tidak hanya itu, gerakan ilmu secara universal dan besar-besaran memnag telah dirintis olehnya setelah ia mendirikan Kota Baghdad dan menjadikannya ibukota Baasiyyah pada 144 H atau 762 M. Ia banyak melakukan tenknik diplomasi yang mempu membawa Islam pada masa the Golden Age.
Salah satu tindakan diplomassinya adalah  dengan menarik banyak ulama dan ahli dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal di Baghdad. Ia juga yang menjadi perintis dalam usaha pembukuan seperti sastra dan ilmu agama seperti ilmu fiqh, tafsit, tauhid, hadits. Qiraat, kalam, al-Qur'an, sastra dan ilmu lainnya seperti seperti ilmu sejarah dan kebahasaan.