Mohon tunggu...
Fian Fian
Fian Fian Mohon Tunggu... Jurnalis - Si vis pacem, para bellum

Qui ascendit sine labore, descendit sine honore

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diplomasi Islam | Menilik Teladan Guru Tanpa Tanda Jasa, Sang Dzun Nurain

29 September 2019   00:54 Diperbarui: 29 September 2019   09:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dzun Nurain, sebuah nama yang tidak hanya istimewa bahkan ia telah diberitakan oleh Rasulullah sebagai salah salah satu dari sepuluh sahabat yang mendapatkan jaminan surga.[1] Sosok khalifah ini dianggap sebagai sosok paling kontroversional karena dituduh telah melakukan nepotisme.

Maka inilah saatnya bagi kita untuk melacak dan membuka kebenaran tabir nepotisme pada masa khalifah yang penuh dengan kebijaksanaan ini. Tidak hanya bijaksana, ia juga merupakan sosok sahabat terdekat Nabi yang penuh kelembutan, dengan garis bawah kelembutan terhadap segala sesuatu terkecuali terhadap segala hal yang menuntut dirinya untuk menegakkan hukum dan amanat dari Allah.

Ekonomi Politik Islam Ala Sayyidina Utsman

Sebelum diangkat menjadi khalifah, Utsman telah menjadi orang yang paling dekat dengan Nabi yang memiliki kedudukan istimewa dengan menikah dengan Ruqayyah yang setelah wafatnya kemudian dinikahkan dengan Ummu Kultsum. Rasul sangatlah senang dengan perangai Utsman hingga mengatakan, "Andai saya memiliki sepuluh orang anak putri maka akan saya nikahkan dengan Utsman satu demi satu".

Utsman adalah sosok dermawan yang tidak pernah ragu menggunakan kekayaannya untuk kepentingan dakwah Islam. Ia dengan kerendahan hati telah membeli sumur milik Yahudi yang ketika itu umat muslim belum memiliki sumber air yang bersih dan layak minum. Ia juga menjalani kebiasaannya di tiap hari Jum'atnya untuk membebaskan seorang budak.

Selain itu, ketika Perang Tabuk, Utsman jugalah yang mengeluarkan 1000 keping emas, 1000 unta, 60 kuda dan peralatan perang lainnya demi kepintingan 1/3 jumlah tentara. Utsman jugalah yang diutus Rasul untuk menyampaikan pesan kepada kaum Quraisy terkait niat kaum muslim yang datang untuk tujuan damai yakni berhaji tepatnya ketika berada di Hudaibiyah.

Utsman jugalah satu-satunya orang yang mendapatkan perlakuan yang sangat terhormat dari Rasulullah. Ketika tersiar kabar bahwasannya Utsman telah terbunuh di tangan kaum Quraisy, Rasulullah melakukan sumah setia in-absentia sebagai perwakilan Utsman dengan cara mengangkat tangannya sebagai pengganti tangan Utsman dan menmebntangkan lainnya untuk mengambil sumpah setia dari para sahabat.

Adapun Utsman memiliki rekor yang sangat  mengesankan dalam menaklukan berbagai wilayah untuk menyebarkan dakwah Islam. Akan tetapi, penaklukan yang diharapkan menghasilakan diversi atau kebahagiaan malah berbalik arah menjadi sebuah disafeksi atau kesedihan mendalam dan perpecahan.[1] Keseimbangan dan kepentingan kini telah menebar ke berbagai lini hingga lenyap tak tersisa akibat munculnya berbagai fitnah.

 Fitnah Pertama Umat dan Kembalinya Sang Syahid ke Pelukan Rabbnya

 Tidak sedikit kritikan keras yang didapatkan Utsman karena kebijakannya dalam memilih pejabat dari kerabatnya yangmana kita haru memahami bahwa kebijakan tersebut merupakan hasil ijtihad Usman. Bagaimanapun, ketika mengritisi suatu hal, kita tidak diperbolehkan untuk melanggar adab dalam menganalisis hingga melupakan kita pada kedudukannya sebagai seorang yang mulia disisi Rasul sebagai generasi pertama.

 Meskipun Utsman mendapat banyak kritikan dari para sahabat, tentunya sangaahan tersebut tidaklah sama dengan gugatan yang kita lakukan sekarang terhadap pemerintahan Utsman. Segala pembicaraan sahabat terhadap Utsman merupakan tindakan positif bermanfaat dan juga merupakan pencegahan bagi permasalahan yang ada yang dapat diubah atau diperbaiki.[2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun