Mohon tunggu...
fetrian
fetrian Mohon Tunggu... -

just an ordinary person "Ya Allah, if i forget. Remind. Ya Allah, if im lost. Show. Ya Allah, if im weak. Strengthen. Ya Allah I plead, For I am your slave."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Para Sahabat Nabi

8 Juni 2011   01:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sahabat,

Izinkan saya sharing kembali, kali ini tentang generasi para sahabat-sahabat Nabi yang disebut sebagai generasi manusia terbaik yang pernah terlahir di dunia ini sepanjang sejarah manusia (khaira ummatin ukhrijat linnas). Asy-syahid Sayyid Quthub dalam Ma’alim fi at-thariq, menjuluki generasi Muslimin itu sebagai “Al-Jiilul-Qur’any Al-Fariid” (generasi Qur’ani yang unik).

Dalam Al-Qur’an wa tafsiruhu disebutkan bahwa munculnya generasi seperti ini setidaknya karena tiga faktor utama yaitu: Pertama, materi Al-Qur’an yang membawa nilai-nilai yang luhur. Kedua, sosok Nabi Muhammad yang paripurna sebagai pembawa amanat ilahi. Ketiga, panduan dari Allah yang selalu menyertai Nabi Muhammad dalam berdakwah. Tiga hal pokok inilah yang menjadikan agama Islam berkembang dengan sangat pesat di seluruh pelosok negeri dalam waktu yang relatif sangat singkat dalam sejarah dakwah para nabi.

Selain ketiga faktor di atas, ada hal lain yang mendukung kemunculan generasi khaira ummah tersebut, yakni kesiapan jiwa para sahabat radhiyallahu anhum untuk selalu berinteraksi dengan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Inilah kunci kebangkitan mereka. Ini pula kunci kebangkitan kita pada saat ini. Saat ini yang harus kita lakukan adalah mengembalikan maknawiyah ummat—termasuk kita di dalamnya—agar mau berinteraksi dengan Al-Qur’an sebagaimana generasi sahabat.

Ada tiga karakteristik generasi sahabat dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Pertama, menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber utama (al-Qur’an manba-un wahiid).

Generasi sahabat mempersepsikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber dan landasan kehidupan. Adapun hadits adalah tafsir operasional dari sumber utama itu.

Kedua, menerima Al-Qur’an untuk diamalkan (manhaj at-talaqqi).

Para sahabat menerima perintah dari Allah persis seperti seorang prajurit menerima perintah dari komandannya. Al-Qur’an diterima untuk diterapkan secara langsung dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Bukan ditujukan untuk menyingkap rahasia alam, sains, atau pengayaan materi-materi ilmiah. Karena Al-Qur’an bukan buku seni, sains, atau sejarah, sekalipun semuanya terkandung di dalamnya. Sesungguhnya ia diturunkan sebagai pedoman hidup (minhajul hayah).

Ketiga, Isolasi  (mufashalah) dari persepsi lama.

Selain menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber utama para sahabat pun membersihkan jiwanya dari noda dan kotoran masa lalu di masa jahiliyyah dengan petunjuk Al-Qur’an. Mereka memulai hidup baru yang sama sekali berbeda dengan masa lalunya. Interaksinya dengan Al-Qur’an telah merubah total lingkungan, kebiasaan, adat, wawasan, ideologi, serta pergaulannya.
sahabat,
sudah selayaknya kita tiru 3 karateristik generasi para sahabat rasul, yang mencontohkan bersihnya jiwa-jiwa mereka, karena itu adalah kunci baiknya ruhiyyah. dan ruhiyyah adalah kunci sukses dalam berdakwah.
Allahu'alamu bishshowab
(dari beberapa sumber dengan perubahan dan penambahan)
http://fena-fetro.blogspot.com/2011/05/generasi-para-sahabat-nabi.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun