Setiap tahun, ribuan orang dinyatakan hilang di berbagai penjuru dunia---entah karena bencana, kecelakaan, kriminalitas, atau karena memilih pergi dalam senyap. Sebagian besar berhasil ditemukan, sebagian lagi tinggal nama. Namun ada pula yang tak kembali dengan identitas yang utuh---jika kembali sama sekali. Di sinilah peran dokter gigi menjadi krusial dalam proses pencarian identitas orang hilang.
Sebagai seorang dosen di bidang odontologi forensik, saya menyaksikan langsung bagaimana data dari mulut manusia---ya, dari gigi dan rekam medis gigi---menjadi kunci untuk membuka identitas seseorang yang selama ini tak terdeteksi. Bukan hanya untuk jenazah tanpa nama, tetapi juga untuk mereka yang masih hidup namun kehilangan keterikatan legal dan administratifnya.
Gigi: Jejak Biologis yang Tak Bisa Dipalsukan
Dalam dunia identifikasi forensik, gigi dianggap sebagai "arsip tubuh" yang tak bisa bohong. Ia menyimpan bentuk, susunan, tambalan, bahkan struktur akar yang unik bagi setiap individu. Ketika data biometrik lain seperti wajah atau sidik jari sulit digunakan---karena trauma, pembusukan, atau terbakar---gigi tetap kokoh dan bisa diandalkan.
Tak sedikit kasus orang hilang yang akhirnya berhasil dikenali karena pernah ke dokter gigi sebelumnya. Radiograf gigi, catatan pencabutan, tambalan amalgam, hingga posisi gigi impaksi menjadi 'password biologis' untuk membuka kembali identitas mereka.
Dokter Gigi dan Rekam Medis: Investasi Kemanusiaan
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menyepelekan pentingnya menyimpan rekam medis gigi. Bahkan ada yang tidak pernah ke dokter gigi seumur hidup. Padahal, pemeriksaan gigi bukan hanya untuk mencegah karies atau mempercantik senyum---tapi juga untuk mencatat siapa kita.
Bagi instansi kepolisian atau tim Disaster Victim Identification (DVI), keberadaan rekam medis gigi sangat membantu dalam proses pencocokan dengan jenazah atau identifikasi individu tanpa dokumen.
Contoh kasus di beberapa bencana massal, seperti tsunami Aceh 2004 atau kecelakaan pesawat, membuktikan bahwa identifikasi gigi menjadi satu-satunya cara untuk mengenali korban. Tanpa rekam medis, korban bisa tetap tak dikenal---meski keluarganya menunggu di rumah dengan harap-harap cemas.
Orang Hilang yang Ditemukan Tak Lagi Bernama