Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pluralitas Dan Pluralisme Dalam Kontroversi Baru Ustaz Abdul Somad

18 Agustus 2019   10:43 Diperbarui: 18 Agustus 2019   14:01 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potongan ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali viral, karena menimbulkan kontroversi di masyarakat. Saya sempat menyaksikan video yang viral itu lewat Youtube. Sulit untuk tidak mengatakan memang potongan video itu sangat potensial menjadi kontroversi. 

Simbol Keyakinan (baca:agama) yang dianut umat lain yang notebenenya agama yang tidak diyakininya, dijadikan olok-olok. Memang terkadang kita sulit bagaimana menyikapi hal seperti ini. Di negeri seperti Indonesia yang penduduk mayoritasnya merasa menjadi pemilik supremasi paling kuat dan seringkali ingin menang sendiri.

Sementara jika yang terjadi sebaliknya, sedikit saja kesakralan simbol agama umat mayoritas itu tersentil, kemarahan langsung berkobar, sangat sensitif. Namun sensitivitas sang mayoritas acapkali tidak dibarengi kepekaan terhadap kesakralan agama umat lain.

Dalam Video tersebut UAS merespon pertanyaan seorang jamaahnya, "Apa sebabnya, Ustaz, kalau saya menengok salib, menggigil hati saya? Setan," kata UAS, membaca pertanyaan dan memberi jawaban satu kata yang mengawali penjelasannya.

UAS mengatakan, salib didiami oleh jin kafir dan Simbol palang merah pada ambulan merupakan lambang kafir. Walaupun entah dimana dan waktu tepatnya kapan UAS berceramah tentang hal itu, namun Netizen banyak sekali yang tidak berkenan dengan ceramah tersebut.

Akhirnya urusan Video Salib UAS ini berujung di ranah hukum. Organisasi massa Brigade Meo Nusa Tenggara Timur melaporkan hal ini ke Polda NTT dengan tuduhan UAS diduga telah melakukan penistaan salib dan patung yang merupakan simbol agama Kristiani, Protestan maupun Katolik.

Jimmy Deo sebagai umat Kristiani dan anggota Ormas tersebut mengatakan bahwa UAS sudah menyinggung dan meresahkan umat Kristiani. "Apa yang dikatakan Ustaz Abdul Somad dalam videonya itu sudah sangat meresahkan masyarakat, terlebih umat Kristen dan Katolik. Dia harus bertanggung jawab," kata Jimmy.

Seringkali kita merasa paling benar dengan apa yang kita yakini. Tanpa memerhatikan umat lainpun meyakini hal yang sama terhadap keyakinannya tersebut. Alangkah lebih baiknya, untuk tidak mengomentari keyakinan pihak lain, baik itu simbol-simbolnya, kitab sucinya. Biarkanlah mereka meyakini apa yang diyakininya.

Dalam Al Quran jelas sekali dituliskan dalam surat Al Kafirun, LAKUM DINUKUM WALYADIN, agamamu untukmu, agamaku untukku. Biarkan saja tanpa perlu saling mengomentari agama masing-masing. Toh itu masalah keyakinan yang tak seorangpun bisa memaksakan.

Cape rasanya melihat kejadian intoleransi terhadap prulalitas seperti ini terus berulang. Padahal Presiden Jokowi sudah berulang kali mengatakan hal ini, tiga hari terakhir ini saja setiap hari Jokowi berbicara tentang Intoleransi, dalam berbagai kesempatan. Hari Pramuka, Sidang tahunan MPR-RI, dan tadi malam pada Jamuan makan malam HUT Kemerdekaan Indonesia mengatakan hal yang sama.

Pluralitas merupakan kemajemukan yang alami dan bersifat given, di Indonesia itu nyata adanya, sebuah kekuatan namun sekaligus juga bisa menjadi sebuah kelemahan jika kita tidak bisa menyikapinya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun