Mengutip Investopedia, Aset listed adalah investasi di perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham publik. Ini berarti saham perusahaan tersebut tersedia untuk dibeli dan dijual oleh investor umum di pasar terbuka.
Contohnya, investasi Temasek di berbagai perusahaan terbuka seperti Singtel, DBS Group, dan lainnya. Saham perusahaan-perusahaan ini diperdagangkan di Bursa Efek Singapura (SGX).
Sementara, Aset Unlisted merupakan investasi di perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa saham publik. Ini berarti saham perusahaan tersebut tidak tersedia untuk dibeli dan dijual oleh investor umum di pasar terbuka. Atau bisa juga berinvestasi secara riil melalui mekanisme direct invesment di suatu perusahaan.
Kedua jenis investasi ini meskipun berbeda memiliki peran penting pada strategi investasi Temasek.
Dalam bahasa sederhananya, aset listed bisa menjadi semacam etalase yang menunjukan bahwa arah dan pola investasi Temasek itu selalu berlandaskan prinsip meritokrasi dalam berinvestasi, seperti menghitung potensi keuntungannya, likuiditasnya, dan potensi pertumbuhannya.
Dan karena media investasinya merupakan perusahaan-perusahaan go public, masyarakat bisa mengikuti betul bagaimana perusahaan yang merupakan portofolio Temasek dikelola.
Sedangkan aset unlisted, biasanya dipilih Temasek lantaran memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, meskipun tentu saja risikonya juga lebih tinggi. Seperti di perusahaan-perusahaan yang baru berkembang.
Keseimbangan antara aset listed dan unlisted dalam portofolio Temasek memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan investasi jangka panjangnya, yaitu menghasilkan pengembalian yang optimal sambil tetap menjaga diversifikasi dan manajemen risiko yang baik.
Catatan Keuangan Temasek Terkini
Berdasarkan catatan resmi Temasek, nilai portofolio atau pengelolaan aset bersih Temasek hingga akhir 2024 mencapai 389 miliar Dolar Singapura atau setara dengan Rp4.668 triliun, naik sebesar 166 miliar Dolar Singapura selama 10 tahun terakhir.
Eksposure spektrum investasinya meliputi sektor transportasi dan industri, layanan keuangan, telekomunikasi, media, dan teknologi, serta konsumen dan properti.
Selanjutnya, ada pula sektor hayati dan pertanian, dana multi sektor, serta investasi di berbagai sektor lainnya.