Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Untuk Urusan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Jokowi Mengambil Sikap Berbeda dengan PDIP

29 Maret 2023   13:14 Diperbarui: 29 Maret 2023   13:38 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi FIFA sendiri sebagai the ruler sepakbola dunia kerap mencampur adukan politik dengan sepakbola, seperti saat melarang Rusia melanjutkan kiprahnya dalam kualifikasi Piala Dunia Qatar dengan alasan di luar sepakbola an sich.

Menarik untuk diamati kelanjutan dari polemik kehadiran Timnas Israel di Indonesia sebagai peserta Piala Dunia U-20 FIFA ini terutama yang berkaitan dengan perbedaan sikap politik antara Jokowi dan partainya, PDIP.

Alasan PDIP menentang kehadiran timnas Israel di Piala Dunia U-20 Indonesia seperti disampaikan oleh Sekretaris Jenderal-nya Hasto Kristiyanto, bukan karena alasan agama, tetapi berkaitan dengan konstitusi Negeri ini, tepatnya di pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) yang berbunyi.

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan hak segala bangsa penjajahan dan oleh sebab maka penjajahan di atas harus dihapuskan,  karena tidak sesuai dengan perikeadilan dan perikemanusiaan."

Logika di atas kertas-nya cukup masuk akal, mengingat seluruh dunia melihat secara jelas kekejaman tindakan Israel dalam menghardik rakyat Palestina yang jelas-jelas tidak sesuai dengan perikeadilan dan perikemanusian seperti yang diamanatkan oleh Preambul UUD'45.

Untuk menguatkan argumennya, PDIP memberi contoh tambahan sikap Sang Proklamator, Presiden Indonesia pertama, dan ideolog utama PDIP  Ir Sukarno, mereka menunjukan sikap Sukarno saat memerintahkan Timnas Garuda untuk menolak bertanding dengan Israel pada kualifikasi Piala Dunia Swedia 1958.

Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga menolak kedatangan Timnas Israel, secara jelas menyatakan penolakan tersebut berlatar amanat Sukarno.

"Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau," kata Ganjar, seperti dilansir Detik.com.

Namun persoalannya, apakah sikap politik Sukarno 70 tahunan silam seperti yang dijadikan alasan oleh PDIP itu masih cocok dan implemented dengan konteks mutakhir isu konflik Israel Palestina.

Faktanya, boikot negara manapun terhadap Israel tak mengubah apapun situasi di Palestina yang tetap saja menderita karena kekejaman tentara zionis Israel.

Bahkan mereka bertambah jumawa dengan memindahkan ibukota mereka di Tel Aviv ke Jerusalem yang sebelumnya disepakati akan menjadi kota netral milik tiga agama Yahudi, Nasrani, dan Islam serta milik bersama Palestina dan Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun