Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lewat Perjalanan Panjang dan Berliku Dengan Dibantu Istri dan Anaknya, Akhirnya Anwar Ibrahim Menjadi PM Malaysia

25 November 2022   12:29 Diperbarui: 25 November 2022   12:32 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kesempatan sebelumnya, Mahathir pun telah bersepakat bahwa kekuasaanya sebagai PM akan diserahkan kepada Anwar setelah 2 tahun masa kepemimpinannya.

Asa Anwar untuk meduduki jabatan perdana menteri kembali membumbung, tetapi ditengah jalan Mahathir terus berupaya untuk mengulur waktu penyerahan kekuasaan itu dengan berbagai dalih dan cara.

Koalisi Pakatan Harapan kemudian gonjang-ganjing dan terpecah, hingga Mahathir memilih untuk mundur dari jabatan Perdana Menteri Malaysia karena ada semacam mosi tidak percaya dari anggota koalisi terhadap dirinya.

Mundurnya Mahathir ini, membuat situasi chaos dalam perpolitikan Malaysia dan sekaligus membuat Anwar Ibrahim gagal kembali menjadi orang nomor satu dalam Pemerintahan Malaysia.

Situasi perpecahan di Pakatan Harapan, lantas dimanfaatkan oleh Barisan Nasional untuk kembali berkuasa dan menunjuk Muhyiddin Yassin sebagai PM baru menggantikan Mahathir.

Tak berselang lama gonjang-ganjing politik kembali terjadi di Malaysia. Lantaran kehilangan dukungan mayorits di Parlemen Muhyiddin mundur dan digantikan oleh Ismail Saabri Yakob yang kemudian mengumumkan percepatan pemilu pada Oktober 2022 ini dengan keyakinan bahwa Barisan Nasional atau UMNO akan mampu memenangkan Pemilu tersebut.


Namun, keyakinan Ismail itu tak menjadi kenyataan Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim meraih kursi terbanyak dalam pemilu tersebut, meskipun belum cukup untuk membentuk sebuah kabinet.

Menurut Konstitusi Malaysia, untuk membentuk kabinet, partai atau koalisi perlu 112 suara dari total 222 kursi parlemen. Pemegang mayoritas ini yang berhak memberikan nama calon PM ke raja.

Dalam pemilu, koalisi pimpinan Anwar, Pakatan Harapan (PH), memang meraih suara terbanyak dalam pemilu akhir pekan lalu dengan 82 kursi. Namun, angka tersebut tak cukup untuk meraih mayoritas. Sementara itu, koalisi pendukung Muhyiddin, Perikatan Nasional, hanya mendapat 73 kursi.

Oleh sebab itu lah kemudian untuk keputusan penunjukan perdana menteri Malaysia yang baru diberikan kepada raja, dan Raja Malaysia menunjuk Anwar Ibrahim sebagai PM Malaysia yang baru.

Penantian panjang dan berliku Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri Malaysia, tunai setelah hari Jumat (25/11/22) ini diambil sumpah jabatannya di hadapan Raja Malaysia yang bernama lengkap, Yang Di-Pertuan Agong- Al Sultan Abdullah Riya'atuddin Al Mustafa Billah Shah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun