Karena sebagai sebuah entitas bisnis, dalam menghadapi tantangan ke depan mereka harus lebih lincah dan fokus agar mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga memberikan dampak positif bagi jutaan masyarakat konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.
Bahasa yang disampaikan manajemen GoTo mungkin terlihat sangat normatif penuh basa basi kehumasan yang beradab.
Padahal fakta sebenarnya GoTo melakukan pemutusan hubungan kerja itu karena mereka mau memotong biaya operasional agar dapat memberikan keuntungan atau mengurangi kerugian lebih banyak lagi.
Namun begitulah sebuah perusahaan dikelola,,ketika upaya penghematan harus dilakukan yang paling mudah dieksekusi adalah memangkas jumlah karyawan,Â
Pemegang saham senang, perusahaan bisa terus bertahan dan mungkin akan berkembang lebih besar lagi
Tetapi, mungkin yang dirasakan oleh karyawan mereka yang ter-PHK tidak demikian, berapa puluh ribu orang yang akan terdampak akibat keputusan mereka.
Satu karyawan GoTo mungkin menjadi gantungan hidup anggota keluarganya yang lain. Tapi mau bagaimana lagi itu kenyataan yang harus dihadapi.
Sebenarnya, bukan hanya GoTo perusahaan teknologi yang harus melakukan PHK, perusahaan teknologi besar seperti Meta Group yang membawahi Facebooks, Instagram, dan Whattaps juga melakukan PHK massal  yang akan dilakukan segera.
Tak kurang dari 11.000 karyawan akan terkena PHK atau 13 persen dari total jumlah keseluruhan pekerja META Group di seluruh dunia.
Alasannya pun serupa dengan GoTo, agar perusahaan mereka lebih ramping supaya bisa lebih agile dan efesien yang ujungnya akan memberikan keuntungan lebih bagi para pemegang sahamnya.
Menurut catatan CBNCIndonesia.Com pada September tahun 2022 ini terdapat tsunami PHK karyawan Perusahaan Teknologi atau Start up mencapai 10.000 pekerja.