Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Transaksi Pembelian Twitter Ditunda, Denda 14,6 Triliun Menanti, Jika Elon Musk Membatalkannya

17 Mei 2022   13:28 Diperbarui: 17 Mei 2022   13:50 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Euphoria transaksi pembelian tech company pemilik aplikasi media sosial Twitter oleh  Elon Musk menjadi antiklimaks setelah hari Jumat(13/05/22) kemarin,orang terkaya di dunia memutuskan untuk menangguhkan sementara proses transaksi tersebut hingga dirinya menerima lebih banyak informasi tentang jumlah akun bodong yang ada di platform media sosial tersebut.

Meskipun demikian, CEO dari Tesla dan Space X ini masih memiliki komitmen yang cukup tinggi untuk menyelesaikan saga mega transaksi bernilai US$ 44 miliar atau Rp.640 triliun itu.

Seperti dilansir situs JointechCrunch.com, sejumlah pihak menduga bahwa penangguhan transaski ini bukan hanya perkara volume akun bodong yang ada d Twitter.

Mereka menebak-nebak, bisa jadi penangguhan pembelian Twitter ini merupakan cara Elon Musk untuk membuat kesepakatan baru terkait besaran nilai transaksi atau bahkan membatalkan sama sekali transaksi pembelian Twitter yang telah disepakatinya.

Sejumlah analis pasar modal Wallstreet, agak skeptis bahwa persoalan volume akun bodong menjadi alasan utama penangguhan transaksi ini.

Para analis berpendapat, besar kemungkinan Musk ingin menurunkan harga beli Twitter ke angka yang jauh lebih kecil dibandingkan nilai yang telah disepakati saat ini.

Akibat penangguhan transaksi tersebut, saham Twitter pada perdagangan Jumat (13/05/22) langsung terjun bebas sebesar 9,7 persen dari US$ 54, 20  menjadi US$ 40,70 per lembar saham.

Pihak Twitter sendiri seperti dilansir situs Wallstreetjournal.com, masih akan terus bekerja untuk menuntaskan transaksi yang seharusnya bisa selesai sebelum tahun 2022 usai.

Kendati demikian menurut CEO Twitter saat ini, Parag Agrawal, mereka akan menghitung segala kemungkinan termasuk pembatalan transaksi yang menghebohkan itu.

" Kami berharap transaksi ini akan segera bisa diselesaikan, namun demikian kami pun menyiapkan segala skenario untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan" ujarnya.

Menurut laporan Twitter yang diterima Musk, jumlah akun bodong yang berkeliaran di media sosial ber ikon burung biru itu sebesar 5 persen dari pengguna aktif hariannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun