Lebih jauh lagi, olah pikir Shin Tae Yong yang tercermin dalam menangani timnas Indonesia merupakan hasil dari pengalamannya panjangnya di dunia kepelatihan yang diarunginya selama ini.
Tentu kita masih ingat atas prestasi monumentalnya di Piala Dunia 2018 Meksiko saat tim asuhannya Korea Selatan mampu menekuk Juara Dunia 4 kali Jerman di laga terakhir fase grup dengan skor 2-0.
Dengan filosofi sepakbola pragmatisnya, Shin Tae Yong dianggap cocok menangani sebuah timnas. Melatih sebuah klub tentu saja berbeda dengan cara melatih timnas.
Melatih timnas tak seperti melatih klub yang memiliki kemewahan untuk menerapkan strategi dan skema yang kompleks lantaran mereka punya banyak waktu untuk menerapkan latihan yang membiasakan pemain agar memahami kompleksitas taktik yang dimaui juru taktik setiap pekannya.
Sementara di timnas, pemain hanya berkumpul beberapa minggu bila ada turnamen tertentu atau ada kalender pertandingan persahabatan.
Selain itu, pelatih timnas kerap menghadapi masalah terkait komposisi pemain yang berubah-ubah karena pemaim yang diinginkanya tak bisa hadir karena alasan izin klub, cedera, disiplin atau hal-hal diluar kontrol pelatih.
Sehingga filosofi sepakbola  pragmatis melalui simplifikasi taktik menjadi pilihan terbaik bagi pelatih timnas.
Dan filosofi itulah yang digunakan oleh Shin Tae Yong dalam melatih timnas Indonesia, dan sejauh ini terbukti berhasil.
Namun demikian, tentu saja kepelatihan Shin Tae Yong ini harus terus tetap dievaluasi untuk mengetahui plus dan minusnya perkembangan tinnas di bawah kepemimpinannya.
Hasil evaluasi ini bukan berarti jika ada yang minus kemudian langsung dipecat, tetapi lebih untuk memetakan masalahÂ
Agar jika ada kekurangan bisa segera diperbaiki dan setiap pemangku kepentingan sepakbola terutama PSSI bisa membantu sesuai kapasitasnya.