Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reuni 212, Mencari Eksistensi dan Memperkuat Daya Tawar Politik

1 Desember 2021   11:11 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:56 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desember bulan di akhir tahun menjelang, biasanya isu "Reuni" menerjang, Reuni....apa yah? apalagi kalau bukan REUNI 212.

Jenis reuni yang lahir dari momentum aksi demonstrasi ini tak pernah terjadi di belahan dunia manapun, kecuali di negeri +62.

Reuni 212 tahun 2021 ini merupakan reuni edisi keempat, setelah aksi demo yang bertujuan melengserkan Ahok dari kursi Gubernur DKI Jakarta dilangsungkan 2 -12-2016 lalu.

Mereka yang hadir dalam aksi demo yang konon katanya berjumlah 7 juta orang mendapat predikat sebagai Alumni 212.

Jenis Alumni seperti ini pun saya kira hanya ada di Indonesia, bahkan oleh Panitia dan sekelompok pihak yang mendamba manfaat lebih, aksi demo 212 ini di-institusionalisasi-kan

Mereka membentuk kelompok yang lahir dari sebuah aksi demo yang  disebut oleh mereka dengan nama cukup mentereng dan terkesan intelek "Presidium Alumni 212."

Bahkan, aksi demo 212 ini melahirkan kegiatan ekonomi "umat," misalnya Koperasi 212, 212 Mart, dan berbagai bisnis bermerk  212 lainnya  dengan mengumpulkan uang jamaah (kecuali usaha penerbitan dan film Pendekar Kapak Sakti Wiro Sableng 212), coba kurang keren apa, meskipun saya tak terlalu paham bagaimana sekarang nasibnya bisnis tersebut.

Saya rasa semua elan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terlibat menjadi panitia aksi demo 212 itu sungguh mencengangkan. 

Idenya meng-institusionalisasi sebuah aksi demo itu sungguh original, apalagi kemudian setiap tahunnya diadakan reuni atau mungkin agak lebih pas kalau saya menyebutnya "Re-aksi"

Selain untuk alasan sentimentil yang mengingatkan  "bahwa kita pernah berhasil" mengalahkan Ahok (dalam bahasa mereka si Penista Agama), kita tahulah bahwa aksi demo ini sebetulnya sangat politis meskipun dibalut oleh bungkusan agama, 

Karena ini politis, agar memiliki posisi tawar yang kuat dalam politik maka mereka harus terlihat tetap eksis. Untuk itulah reuni aksi 212 setiap tahun harus dilangsungkan.

Dengan reuni tersebut, para "Alumni 212" ingin menunjukkan dan mempertahankan eksistensi mereka, makanya untuk tahun 2021 ini mereka terlihat bertekad kuat untuk menyelenggarakan Reuni 212 edisi ke-4, setelah tahun 2020 lalu tak jadi digelar karena izin tak dikeluarkan oleh pihak Kepolisian dengan alasan berpotensi menimbulkan kerumunan, sesuatu yang dilarang di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Untuk Reuni 212 tahun ini, pihak panitia telah berkali-kali mengubah lokasi kegiatan tersebut dilangsungkan, pertama seperti dilansir berbagai media acara reuni ini akan digelar di seputaran Monas dekat Patung Kuda, kemudian berubah dipindahkan ke Pesantren Ad Dzikra Kabupaten Bogor.

Eh terakhir berubah lagi, kali ini kegiatan reuni ini akan dilangsungkan di dua tempat berbeda, di Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat yang dilangsungkan pukul 08.00 hingga 11.00 dan di Pesantren Ad Dzikra Kabupaten Bogor mulai pukul 12.30 -15.30.

Menurut panitia "reuni" hal itu diputuskan setelah memperhatikan situasi yang ada serta masukan dari ulama dan umat. Aksi ini akan bertajuk "aksi superdamai"

"Setelah memperhatikan situasi dan perkembangan yang ada, serta masukan dari ulama dan umat, maka Reuni Alumni 212 tahun 2021 akan diadakan dalam bentuk Aksi Superdamai," kata Ketua Panitia Reuni 212 Eka Jaya seperti dilansir Kompas.com, Rabu (01/12/21).

Eka menambahkan bahwa surat pemberitahuan kegiatan tersebut sudah dikirimkan kepada Polda Metro Jaya Senin 29 November 2021 lalu.

Untuk kegiatan ini Rizieq Shihab yang masih mendekam di bui, menyerukan agar umat Islam menghadiri dan membanjiri  reuni 212 ini.

Tak heran juga sebenarnya jika Reuni 212 tahun ini terkesan dipaksakan harus dilaksanakan meskipun sejumlah pihak termasuk aparat keamanan dan Satgas Covid-19 sepertinya agak berat untuk memberikan izin kegiatan tersebut.

Absennya gelaran Reuni 212 tahun lalu membuat eksistensi gerakan tersebut mulai tergerus. Apalagi, pada tahun lalu hingga awal 2021 sejumlah tokoh mereka seperti Rizieq, Munarman, dan beberapa tokoh kelompok mereka lainnya dipolisikan, hingga FPI dibubarkan oleh negara.

Reuni tahun ini bisa menjadi salah satu alat bargaining atau daya tawar kelompok PA 212 pada Pemilu 2024. 

Dengan menghadirkan massa, kelompok 212 ingin menunjukkan kepada partai politik maupun figur-figur yang berpotensi menjadi calon presiden dan calon wakil presiden bahwa mereka bisa menjadi salah satu 'alat politik' yang dapat diandalkan.

Tidak hanya itu, Reuni 212 tahun ini begitu penting bagi mereka lantaran kelompok ini ingin menyampaikan sejumlah aspirasi kelompok Islam versi mereka, terutama berkaitan dengan sejumlah kejadian yang melibatkan Rizieq Shihab dan eks FPI termasuk di dalamnya tragedi KM 50 yang kini dalam proses persidangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun