Keempat, sebagai gerakan Islah wal al taddid, dan terakhir sebagai penegak amar maruf nahi munkar.
Akan tetapi apakah dalam menjalankan fungsinya tersebut tidak bisa dilakukan dan disampaikan dengan cara-cara yang lebih halus dan bijaksana, sehingga tak perlu menimbulkan kegaduhan apalagi dibarengi dengan muatan politik tertentu.
Bayangkan saja pernyataan salah seorang ketuanya KH. Anwar Abbas logika pembubaran MUI ia samakan dengan pembubaran Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia ini bukan hanya milik Umat Islam, Indonesia ini milik Rakyat Indonesia yang memiiki agama dan suku yang beragam.
Kita sudah sepakat, bahwa Indonesia ini berdasarkan Pancasila, bukan berdasarkan agama tertentu.
Indonesia tak seperti Brunei atau Arab Saudi yang dalam konstistusinya jelas bahwa negara mereka memiliki azas agama Islam.
Indonesia itu negara religius nation state yang merupakan sebuah konsep kenegaraan yang diilhami dan diinspirasi oleh nilai-nilai agama Islam.
Terakhir, ormas MUI wilayah DKI Jakarta malah melontarkan penyataan kontraproduktif yang menyebutkan MUI bakal membentuk pasukan siber  untuk mengkonter Buzeer penyerang Ulama dan Anies Baswedan.
"Beliau ini termasuk 21 orang pahlawan dunia. Berita-berita saya minta MUI DKI yang mengangkatnya karena kita mitra kerja dari Pemprov DKI Jakarta," kata Ketua Umum MUI DKI, Munahar seperti dilansir Detik.com, Senin (11/10/21).
Jelas dan terang bahwa MUI sudah bermain di ranah politik dan menimbulkan gelegak polarisasi semakin tinggi.
Dengan tingkah dan ucapan seperti ini tak heran sebagian masyarakat menyerukan pembubaran MUI karena mereka menunggangi agama untuk kepentingan politik.