Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semoga Ramadan Tahun Ini Bebas dari "Sweeping" Warung Makan

9 April 2021   10:26 Diperbarui: 9 April 2021   10:38 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hitungan hari umat muslim akan kedatangan tamu agung, bulan Ramadan. Karena keagungan dan keberkahannya Ramadan menjadi bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam.

Sebenarnya dalam konteks di Indonesia Ramadan juga banyak dinanti oleh seluruh masyarakat Indonesia terlepas apapun keyakinannya.

Karena secara sosial dan ekonomi dampak Ramadan itu akan sangat terasa oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Ada situasi dan kondisi yang berubah sepanjang bulan Ramadan yang ibadah utamanya puasa, bagi pekerja misalnya akan ada perubahan disisi jam kerjanya, masuk lebih pagi, pulang lebih awal, menyesuaikan dengan saat berbuka puasa.

Dan itu berlaku untuk semua pekerja apapun agama dan keyakinannya. Ambience saat Ramadan itu pun berbeda, umat Islam menjadi lebih saleh, beribadah lebih tekun, rajin bersedekah, konsumsi lebih tinggi dan itu terasa banget oleh semua pihak.

Mungkin yang sedikit mengkhawatirkan di bulan suci penuh berkah ini adalah kegiatan "sweeping" yang dalam beberapa tahun belakangan kerap dilakukan oleh sekelompok massa dari ormas tertentu atau dibeberapa daerah aparat pemerintah daerah pun sering melakukan ini untuk memaksa orang agar "menghormati orang yang berpuasa"

Padahal dengan godaan dari "orang-orang yang tak menghormati orang yang berpuasa" itulah keimanan dan ketaqwaan seorang Muslim benar-benar diuji.

Jika ia memang bertaqwa dan memiliki keimanan tinggi, godaan apapun akan dianggap angin lalu saja, kenapa harus takut dengan pedagang warteg yang membuka warungnya saat puasa Ramadan?

Kita harus sadar bahwa Indonesia ini negeri yang majemuk, bukan hanya umat Islam yang hidup di Indonesia, makanya saling toleransi antar umat beragama itu menjadi semacam sebuah kewajiban.

Toleransi itu bukan hanya dari pihak minoritas terhadap mayoritas, ataupun sebaliknya, tetapi toleransi itu harus dilakukan secara bersama-sama antara mayoritas dan minoritas.

Faktanya di Indonesia yang kerap terjadi adalah pemaksaan agar yang minoritas menghormati mayoritas seperti yang terjadi di bulan Ramadan. 

Sebagai contoh kasus yang terjadi di bulan Ramadan. Di beberapa daerah ada yang melarang pedagang makanan buka sebelum jam 16.00 dan boleh buka setelah jam 16.00. 

Menurut saya peraturan ini agak aneh karena tujuannya untuk menghormati bulan Ramadan dan mereka yang berpuasa.

Apakah di daerah tersebut semua orang memang berpuasa, kan belum tentu juga. Bagaimana  orang yang sedang sakit, ibu-ibu yang menyusui atau perempuan yang dalam masa menstruasi?

Apakah karena umat Muslim berpuasa seluruh pihak yang memiliki keyakinan lain pun harus ikut berpuasa juga? Logika-nya kan tak harus seperti itu, sweeping-sweeping warung makan saat bulan Ramadan itu seolah menegaskan toleransi antar umat beragama memang terganggu.

Renungkan itu dengan hati nurani, toh saya yakin secara naluriah pun mereka yang tak berpuasa saat Ramadan tak akan secara demonstratif mempertontonkan kegiatan makan dan minum mereka.

Ingat, bagi umat Muslim menjalankan ibadah puasa itu bukan hanya perkara menahan keinginan atau nafsu untuk makan dan minum saja, tetapi menahan nafsu secara keseluruhan.

Mulai dari nafsu makan, syahwat berhubungan seks, nafsu berkuasa dan nafsu-nafsu lainnya. Di bulan Ramadan umat Muslim diminta untuk fokus dalam membentuk hubungan spiritual dengan Tuhan-nya melalui serangkaian ibadah wajib dan sunnah sepanjang bulan itu.

Selain itu, Ramadan merupakan bulan di mana seorang Muslim diwajibkan menekan egoisme dan lebih peduli pada keadaan sosial seperti ketimpangan ekonomi melalui bersedekah, melatih kemampuan sosial-personal dengan pengendalian emosi dengan berpuasa.

Saya sangat berharap semoga Ramadan 1442 Hijriah ini tak dihiasi dengan aksi-aksi intoleransi seperti sweeping warung-warung makan milik siapapun.

Kalau memang individu Muslim itu berniat puasa dengan sungguh-sungguh, godaan sebesar apapun bisa dengan mudah dilalui. Tetapi andai ia memang tak berniat puasa, tak perlu di warung makan, dimanapun ia bisa makan dan minum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun