Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Karena Isu Rasial, Gal Gadot Dianggap Tak Layak Memerankan Cleopatra

15 Oktober 2020   07:07 Diperbarui: 16 Oktober 2020   16:23 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana pembuatan film baru tentang Cleopatra menuai kontroversi bahkan sebelum proses produksi film itu dimulai.

Isu rasial menjadi pemicunya, Gal Gadot yang akan memerankan Ratu Mesir itu dianggap para netizen bukan Aktris yang tepat untuk berperan sebagai Ratu yang kontroversial ini karena ia ras kaukasian yang berkulit putih dan berkebangsaan Israel.

Sementara Cleopatra seperti diyakini oleh para ahli sejarah memiliki ras campuran Persia dan Suriah. Jadi menurut para netizen, seharusnya yang berperan sebagai Cleopatra itu adalah aktris dengan warna kulit lain, misalnya keturunan Mesir, Arab atau Afrika utara, agar penggambaran tokoh Cleopatra menjadi lebih akurat dan representatif.

Dan Aktris seperti itu banyak sekali di Hollywood. Beberapa Netizen bahkan  mengganggap bahwa pemilihan Gal Gadot sebagai Cleopatra merupakan upaya dominasi kulit putih terhadap kulit berwarna lain.

Selain berakting, dalam proyek film baru Paramount Pictures itu, aktris cantik berusia 35 tahun akan bertindak sebagai Produser di bawah bendera Plot Waves Pictures.

@thegreatHubert/Twitter.com
@thegreatHubert/Twitter.com
Karena ide pembuatan film Cleopatra ini sebenarnya datang dari Gal Gadot sendiri. Rencananya proyek film ini akan disutradarai oleh Patty Jenkins dan skenarionya ditulis oleh Laeta Kalogridis.

Nama Gal Gadot melambung saat dirinya berperan sebagai Wonder Woman dalam franchise film superhero garapan DC Extended Universe.

Selain Wonder Woman, mantan Miss Israel tahun 2004 ini juga berperan sebagai Gisele Yashar dalam seri film The Fast and Furious.

Sebenarnya kontroversi pemeran dalam film Cleopatra ini karena alasan ras ini tak perlu terjadi, lantaran dalam film Cleopatra sebelumnya yang cukup mendapat tempat di masyarakat, tokoh ikonik ini diperankan juga oleh seorang aktris legendaris kulit putih ber ras kaukasian, Elizabeth Taylor. Atas perannya menjadi Cleopatra ini lah Elizabeth Taylor kariernya melambung tinggi.

Apakah karena isu rasial kini sedang ramai diperbincangkan setelah slogan Blacklivematters terkait kematian seorang pemuda kulit hitam oleh polisi, mendunia. Sehingga efeknya, dunia film Hollywood terkena? 

Cleopatra sendiri memang sangat menarik untuk diangkat menjadi sebuah film, ia merupakan sebuah fenomena, menurut berbagai litelatur yang sempat saya baca, Cleopatra VII Filopator merupakan penguasa aktif terakhir dinasti Ptolemaios di tanah Mesir.

Ia lahir 69 Sebelum Masehi (SM) dan mangkat dalam usia 39 tahun, pada 11 atau 12 Agustus tahun 30 SM. Selain dikenal sebagai Ratu Mesir, Cleopatra juga dikenal sebagai seorang diplomat ulung, Laksamana yang cukup disegani, administrator, dan memiliki kemampuan multilingual.

Ia memiliki hubungan asmara dengan penguasa Romawi Julias Caesar dan memiliki seorang anak bernama Kaisarion.

Setelah Julius Caesar tewas dan anaknya gagal meraih takhta Romawi karena takhtanya direbut oleh Oktavianus anak kemenakan Caesar,  ia kembali ke Mesir dan bertakhta bersama anaknya.

Kemudian Cleopatra menjalin hubungan asmara dengan Markus Antonious yang membuahkan 3 orang putra-putri.

Dalam pertempuran Aktion pada 31 SM,  Oktavianus berhasil menginvasi Mesir, mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Markus Antonious.

Markus kemudian bunuh diri, dan kemudian Cleopatra pun menyusul bunuh diri dengan menggunakan racun ular beludak.

Meskipun ia sudah meninggal nama besar Cleopatra tak pernah terhapus. Ia abadikan dalam berbagai bentuk karya seni dari mulai patung hingga lukisan.

Dari mulai zaman kuno hingga awal abad pertengahan di Eropa, sampai zaman modern, dengan berbagai media, mulai dari film, teater, dan menjadi merk dagang.

Tak pelak Cleopatra bisa disebut menjadi ikon budaya pop Egiptomania.

Dengan kondisi seperti ini seharusnya siapapun yang memerankannya dalam sebuah film tak harus menjadi kontroversi, seperti yang terjadi saat ini, sepanjang Gal Gadot mampu memerankan perannya itu dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun