Di Jawa Kuntilanak ini dipercaya tak akan mengganggu perempuan hamil jika ia membawa pisau, gunting, atau paku kemanapun perempuan hamil itu pergi.
Sementara ada juga yang mempercayai bahwa jika kuntilanak ini ditancapkan paku pada ubun-ubunnya ia akan berubah menjadi wanita cantik.
Mitos hantu kunti ini juga hampir tersebar di kawasan Asia Tenggara, di Malaysia disebut Hantu Langsuir.Â
Keberadaan berbagai legenda urban tersebut menjadi lebih terkenal setelah menjadi budaya populer melalui hasil karya para sineas dengan berbagai interprtasinya lewat film yang mereka garap tentang Nyi Loro Kidul, Pocong, maupun Kuntilanak.
Selain itu, ada banyak lagi legenda urban yang sangat dikenal di Indonesia, seperti Si Manis Jembatan Ancol, Kolor Ijo, Nenek Gerandong, Genderuwo, Kelong Wewe, hingga Nenek Gayung.
Untuk urusan legenda urban yang kemudian menjadi dasar berbagai cerita horor yang beredar di masyarakat, tak hanya terjadi di Indonesia.
Berbagai negara di belahan dunia lain, juga memiliki "cerita kearifan lokal masing-masing". Mungkin kita sering mendengar kisah tentang vampire dan Dracula lewat berbagai karya tulis maupun film.
Vampire itu merupakan cerita legenda urban dari kawasan Balkan, Eropa Timur, yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa bahkan dunia.
Di Balkan dan Eropa Timur  Vampire ini ditampilkan dengan beragam gaya, mulai dari mahluk seperti manusia yang kemudian bisa berubah menjadi kelelawar hingga seperti mayat hidup.
Sementara di Eropa Barat Vampire ditampilkan ssbagai sosok bangsawan yang tinggal di kastil mewah. Penampakan Vampire seperti ini tertulis dalam sebuah buku yang paling dipercaya sebagai pembentuk citra penampilan vampire karya John Polidon bertajuk The Vampyre yang dirilis pada 1819.
Di Asia kisah legenda urban juga ada disetiap negara diantaranya, Hantu Perobek Mulut yang terkenal di China, Mae Nak Phranong di Thailand, Tomini Hells di Jepang hingga Sesame Comestc di Korea hingga Maria Labo di Filipina.