Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Fin Cen Files Sebut Dugaan Aliran Dana Ilegal di Perbankan Indonesia Sebesar 7,46 Triliun

22 September 2020   11:23 Diperbarui: 22 September 2020   12:22 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya sebuah rekening milik seseorang normal transaksinya rata-rata per bulan bernilai Rp.20 juta per bulan dengan jumlah 30 transaksi, dan kebanyakan transaksinya untuk kebutuhan sehari-hari.

Nah, kemudian tiba-tiba transaksinya melonjak menjadi sangat tinggi dengan jumlah yang fantastis dan terjadi beberapa kali berulang, itu akan menjadi alert rekening itu untuk diawasi lebih ketat karena bisa dianggap mencurigakan.

Hal ini menjadi penting karena bisa saja rekening tersebut digunakan untuk pencucian uang hasil dari kejahatan, bisa hasil dari transaksi narkoba, korupsi atau aktivitas kriminal terorganisi seperti mafia atau triad.

Jika kemudian setelah ditelusuri dan dianalisa ditemukan bukti kecurigaan tersebut maka bank wajib untuk membatalkan atau tidak memproses transaksi nasabah tersebut, jika tidak mereka akan dimasukan ke dalam kategori membantu kejahatan dan bisa saja dihukum denda yang sangat besar bagi bank-nya dan penjara bagi pejabat bank-nya.

Dalam dokumen FinCen yang kini ramai jadi bahan perbincangan tersebut terungkap beberapa lembaga keuangan besar memfasilitasi transaksi yang berbasis kejahatan, seperti : 

Bank HSBC mengizinkan individu yang melakukan penipuan investasi Ponzi Scheme untuk memindahkan uangnya ke seluruh dunia bahkan ketika transaksi iti sudah dinyatakan kotor oleh otoritas keuangan AS.

Kemudian, JP Morgan yang mengizinkan sebuah perusahaan melakukan transaksi memindahkan uangnya sebesar US$ 1 miliar melalui rekening di salah satu cabangnya di London Inggris, tanpa mengecek siapa pemilik rekening tersebut.

Lantas, Barclay Bank yang tetap memberikan layanan transaksi bagi  salah satu rekan terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin, padahal ia sudah dilarang menggunakan layanan perbankan milik negara-negara barat karena kerap melakukan pencucian uang hasil kejahatan.

Selain itu, masih banyak transaksi lain yang dilakukan oleh lembaga perbankan dihampir seluruh dunia.

Menurut FinCen, kebocoran dokumen ini dapat mengganggu kemananan nasional AS, mengganggu jalannya investigasi kejahatan yang tengah dilakukan, mengancam keselamatan individu, dan individu yang mengajukan laporan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun