Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Blokir Netflix Dibuka Telkom, Siapa Diuntungkan?

9 Juli 2020   08:53 Diperbarui: 9 Juli 2020   10:49 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar gembira bagi para penggemar saluran hiburan Netflix, per hari Rabu(08/07/20) layanan internet provider (ISP)  terbesar milik pemerintah Telkom Group telah membuka aksesnya bagi masyarakat pengguna ISP pelat merah ini.

Penutupan akses atau  blokir yang dilakukan Telkom ini sudah berjalan selama 4 tahun, karena pihak Telkom melihat sejak pertama masuk ke Indonesia tahun 2016 Netflix dianggap masih belum memenuhi kriteria untuk berbisnis layanan hiburan sesuai dengan persyaratan bisnis yang ada di Indonesia.

Keputusan Telkom untuk menutup akses Netflix saat itu, diamini dan diapresiasi oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika yang saat itu masih di pimpin oleh Rudiantara.

Model layanan Netflix bisa masuk ke Indonesia dengan syarat  harus memenuhi beberapa aturan yang ada di Indonesia termasuk aturan terkait konten yang disediakan perusahaan layanan video on demand tersebut.

"Netflix merupakan  bisnis Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) asing yang membuka layanan di Indonesia dan berarti harus mengikuti kebijakan yg ada di Indonesia," ujar Rudiantara yang saat itu masih menjabat Menkominfo.

Dus, kenapa sekarang kok tetiba layanan Netflix itu di buka aksesnya bagi para pengguna ISP milik Telkom group seperti Telkomsel, Indihome, dan Wifi.id?

Menurut Telkom  alasan mereka membuka blokir tersebut karena Netflix menunjukan komitmen serius dengan melakukan langkah-langkah nyata agar  sesuai dengan environment masyarakat Indonesia termasuk urusan legal maupun operasionalnya.

“Telkom mengapresiasi perubahan pendekatan yang dilakukan Netflix untuk pasar Indonesia dan karenanya memberi kesempatan pada pelanggan Telkom Group untuk dapat mengakses beragam konten hiburan,” kata Arif Wibowo VP Corporate Communication PT. Telkom Indonesia, Selasa (07/07/20). Seperti dilansir Tirto.id

Salah satu langkah adalah kini Netflix menyiapkan sistem Parental Control yang akan membatasi akses ke tayangan sensitif dan akan bisa disesuaikan umurnya.

Kemudian Nerflix telah bersepakat untuk mematuhi komitmen pada Self Regulatory Code for Subcription Video on Demand in ASEAN, yang salah satu isinya kesepakatan untuk tidak menayangkan konten yang memiliki unsur SARA dan Pornografi.

Menurut saya sih sebenarnya itu hanya alasan idealis saja agar terlihat lebih meyakinkan masyarakat. Jika itu memang benar yang dijadikan alasan seharusnya seluruh akses terhadap Netflix ya ditutup saja, tak terbatas hanya pada ISP milik Telkom.

Toh sebelum Telkom membuka akses, masyarakat Indonesia dengan sangat leluasa bisa menikmari layanan Netflix.

Asal tahu saja dalam waktu 3 bulan dari bulan Januari hingga April 2020 alias Kuartal I 2020,  pelanggan Netflix di Indonesia bertambah hingga 16 juta pelanggan.

2 kali lipat dari jumlah pelanggan Netflix di Kuartal IV 2019 yang berjumlah 8,8 juta pelanggan. Pandemi Covid-19 membawa berkah tersendiri bagi perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

Secara global pelanggan Netflix pada Kuartal IV 2019 berjumlah 167 juta pelanggan yang 100 juta diantaranya berada di Amerika Serikat.

Dengan kondisi seperti ini, saya kira bukan hanya urusan idealisme saja, alasan Telkom membuka blokir namun lebih pada urusan bisnis.

Suka atau tidak lanskap bisnis layanan tontonan sudah berubah drastis sejak adanya Youtube dan kemudian masuk Netflix, ditambah lagi saat Covid-19 datang melanda, pergeseran makin tajam lagi, yang biasanya menikmati film di bioskop kini nonton dirumah melalui gawai atau smart tv.

Dan jangan lupa paket berlangganan Netflix menjadi alat tawar bagi para operator  ISP untuk memikat pelanggannya, bisa jadi jika Telkom tak bergerak, keukeuh memblokir layanan Netflix ia bakal ditinggal oleh customer-nya.

Artinya Telkom bakal rugi banyak lah kalo tetap memblokir akses Netflix melalui saluran milik mereka. Telkom pastinya sudah berhitung berapa banyak opportunity loss jika tetap melakukan blokir terhadap Netflix.

Walaupun hingga saat ini belum jelas benar seperti apa skema bisnis antara Netflix dan Telkom, namun jelasnya dengan logika dasar saja hal itu akan menguntungkan Telkom juga pada akhinya.

Pelanggan Telkomsel misalnya akan lebih boros menggunakan data internet karena mereka mengakses Netflix, sehingga makin sering membeli kuota internet dan ini jelas bakal ada peningkatan pemasukan bagi Telkomsel.

Selain itu jangan lupa ada keuntungan juga sscara langsung bagi negara dari layanan Netflix ini, setelah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 48/PMK.03/2020  mengharuskan produk-produk layanan streaming baik audio maupun video  seperti Spotify dan Netflix di kenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen.

Tentu saja keputusan pembukaan blokir oleh Telkom ini bakal menambah jumlah pelanggan Netflix, pelanggan Telkomsel pada Kuartal IV 2019 tercatat sebanyak 170 juta pelanggan.

Dengan dibukanya blokir tersebut sudah hampir dipastikan pelanggan Netflix naik, Telkom tambah untung, negara juga naik pemasukan dari pajaknya.

Jadi saya berkesimpulan sebenarnya semua pihak di untungkan, jadi dengan demikian pembukaan blokir Netflix oleh Telkom Group murni keputusan bisnis cuma dibarengi gimmick idealis itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun