Mohon tunggu...
Fery Irawan
Fery Irawan Mohon Tunggu... Copywriter -

Penulis konten web dan "copywriter" yang antusias untuk memberikan informasi kesehatan. Secara aktif telah menulis beragam artikel kesehatan bagi situs atau blog kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Penulis berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan tepercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Kasus Gangguan Seksual di Indonesia

29 Agustus 2018   11:04 Diperbarui: 30 Agustus 2018   08:18 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasus Gangguan Seksual di Indonesia (Kompasiana)

Tahukah Anda bahwa gangguan seksual atau gangguan fungsi seksual tidaklah sama dengan gangguan perilaku seksual? Namun, sayangnya banyak yang tidak menyadari perbedaan tersebut. Apa sebenarnya perbedaan antara gangguan fungsi seksual dengan gangguan perilaku seksual? Siapa saja yang dapat mengalami gangguan seksual tersebut? Adakah persamaan dan perbedaan gangguan seksual pada pria dan wanita?

Informasi berikut dapat meluruskan pandangan keliru terhadap masalah seksualitas yang seringkali menjadi masalah rumah tangga bagi pasangan suami-istri. Dalam artikel ini, Anda juga dibantu untuk memahami seberapa penting hubungan seksual bagi pasangan menikah. Apakah hubungan seksual hanya sebatas kebutuhan biologis saja? Bagaimana jika Anda mengalami masalah seksual? Mari kupas tuntas dalam keterangan berikut ini.

Kasus Gangguan Seksual di Indonesia

Gangguan seksual dapat terjadi karena beragam faktor mulai dari hanya sekedar sibuk melakukan aktivitas harian atau bekerja. Atau terganggunya kondisi psikologi, hingga adanya masalah kesehatan yang menghalangi tubuh untuk merespon aktivitas seksual. Pada pasangan yang menikah, gangguan seksual dapat mengurangi kepuasan dalam memenuhi kebutuhan biologis pasangan tercinta. 

Namun, perlu diingat bahwa gangguan seksual pada pasangan Anda, bukanlah alasan untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain yang bukan pasangannya. 

Setidaknya ada sekitar 15% pria dewasa dan 98% wanita mengalami gangguan seksual. Gangguan seksual pada pria biasanya berupa ejakulasi dini. Sedangkan gangguan seksual pada wanita terkait dengan kesulitan untuk mencapai orgasme (Puncak Kenikmatan Seksual).

Gangguan Seksual Pada Pria

Menurut keterangan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) yang disampaikan oleh  dr. Nugroho Setiawan, MS, SpAnd - Setidaknya 15% pria dewasa pernah mengalami gangguan hasrat seksual. Sedangkan pria yang mengalami disfungsi ereksi mencapai jumlah 10% pria dewasa. Hampir 52% kasus disfungsi ereksi ini terjadi pada pria usia tengah baya hingga lansia. Kasus ejakulasi dini sendiri dapat dialami oleh 26% hingga 40%.

Ketiadaan Hasrat Seksual

Kondisi ini sering disebut dengan istilah Male Hypoactive Sexual Desire Disorder, manakala seorang pria tidak memiliki hasrat untuk berhubungan seksual. Kondisi ini tidak sama dan terlepas dari stigma terkait dengan orientasi seksual apapun. 

Menurut riset, setidaknya 15% hingga 25% pria yang berusia di bawah usia 60 tahun berpotensi untuk mengalami masalah tersebut. Namun bukan berarti pria yang berusia di atas 60 tahun terlepas dari gangguan seksual tersebut. Ketiadaan hasrat seksual dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual lainnya dan perlu segera diatasi.

Disfungsi Ereksi

Gangguan seksual ini memaksudkan kondisi manakala kelamin pria tidak memungkinkan untuk melakukan penetrasi. Tingkat keparahan dari kondisi ini berbeda-beda. Misalnya; ada kondisi kelamin yang masih bisa 'memanjang' saat menerima rangsangan, namun tidak dapat mempertahankan 'tegangan' dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, pada kasus lainnya kondisi kelamin tak bisa 'memanjang' sekalipun telah menerima rangsangan seksual. Kasus ini mencapai 15% hingga 17% pada pria tengah baya dan frekuensinya meningkat hingga 75% pada pria lansia.

Ejakulasi Dini

Pada kasus gangguan seksual jenis ini lebih memengaruhi durasi hubungan seksual, misalnya; Seorang pria bisa jadi sudah mengalami ejakulasi (proses pelepasan sel sperma dari kelamin pria) hanya dalam tempo 1 atau 2 menit selama berhubungan seksual. 

Sedangkan, pada kasus yang langka ejakulasi dapat terjadi bahkan dalam periode lebih singkat. Kondisi ejakulasi dini seringkali dikaitkan dengan kondisi kelamin pria yang terlalu sensitif dalam menerima rangsangan. Setidaknya ada sekitar 8% hingga 30% pria dewasa yang pernah mengalami kondisi tersebut.

Ejakulasi Lambat

Kondisi gangguan seksual ini merupakan kebalikan dari kondisi ejakulasi dini, yakni manakala seorang pria membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mencapai ejakulasi. Adapula kondisi dimana pria yang melakukan hubungan seksual sama sekali tidak dapat ejakulasi, sekalipun ia mencapai ereksi penuh (kemampuan kelamin pria untuk memanjang dan mengeras selama menerima rangsangan seksual). Pada kasus yang langka, seorang pria hanya dapat mengalami ejakulasi dengan melakukan masturbasi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria tengah baya hingga lansia.

Kesulitan Mencapai Orgasme

Perlu Anda ketahui, bahwa puncak kenikmatan seksual atau orgasme pada pria tidak sama dengan ejakulasi. Bagi pria yang mengalami kesulitan orgasme, ejakulasi tetap terjadi. Hanya saja saat ia mencapai ejakulasi, ia tidak merasakan adanya kesenangan atau kepuasan yang memuncak selama hubungan seksual berlangsung. Sekali lagi kondisi ini dapat dialami oleh setiap pria, terlepas dari orientasi seksual apapun. Banyak faktor yang menyebabkan gangguan seksual jenis ini. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan tenaga medis profesional untuk mendiagnosa kondisi penderita.

Gangguan Seksual Pada Wanita

Survei terkait dengan 98% wanita yang tidak mencapai orgasme bukanlah angka yang mewakili keseluruhan dari wanita di Indonesia. Ini merupakan angka survei pada salah satu kota di tahun 1992. Menurut Prof. DR. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS - Seringkali terjadinya gangguan seksual pada wanita berkaitan erat dengan gangguan seksual yang dialami oleh pasangannya. Hal sebaliknya juga dapat dialami oleh pria. 

Ketiadaan Hasrat Seksual

Gangguan seksual berupa ketiadaan hasrat seksual merupakan kondisi yang sering dialami oleh wanita mandiri secara finansial atau pada mereka yang memegang tanggung jawab lebih dalam keluarga. Kondisi demikian seringkali membuat wanita kehilangan hasrat seksual. Namun faktor hormonal juga turut memengaruhi kondisi ini. Pengaruh jenis obat-obatan atau kondisi kesehatan menjadi penyebab lain. Hal ini juga tidak berkaitan dengan orientasi seksual apapun. Ketiadaan hasrat seksual dapat diatasi dengan pengaturan pola hidup dan aktivitas harian yang terkendali. 

Kesulitan Menerima Rangsangan

Gangguan pada sistem pembuluh darah dapat membuat wanita mengalami gangguan seksual. Tampaknya kondisi tersebut dapat membuat wanita sulit untuk menerima rangsangan. Jika ini terjadi, maka seberapa banyak rangsangan yang diberikan tak akan membuatnya siap untuk melakukan hubungan seksual. Keluarnya cairan lubrikasi alami dari dalam vagina selama perangsangan terjadi, merupakan salah satu ciri kesiapan seorang wanita dalam melakukan hubungan seksual. Apabila wanita sulit menerima rangsangan, sebaiknya tidak dikaitkan dengan orientasi seksual apapun.

Kesulitan Mencapai Orgasme

Orgasme yang dialami oleh wanita juga tidak sama dengan pria, kebanyakan wanita sulit mencapai orgasme dalam waktu singkat. Menurut dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ, menyebutkan bahwa "adakalanya wanita tidak mencapai orgasme sekalipun sudah menerima rangsangan". Sayangnya beberapa wanita berpura-pura mengalami orgasme hanya untuk menyenangkan pasangannya saja. Padahal hubungan seksual seharusnya dinikmati oleh kedua belah pihak. Ketahuilah, ada beberapa wanita yang dapat mengalami orgasme lebih dari sekali dalam satu periode aktivitas seksual. 

Nyeri Saat Berhubungan Intim

Kondisi gangguan seksual ini dapat terjadi ketika wanita tidak siap saat penetrasi terjadi. Ada banyak faktor yang memengaruhi kondisi ini; mulai dari gangguan psikologi, rasa tidak percaya pada pasangan, hingga keberadaan penyakit tertentu. 

Normalnya kondisi ini dapat disiasati dengan melakukan 'pemanasan' sehingga kelamin wanita menghasilkan lubrikasi alami dan siap melakukan hubungan seksual. Ingatlah wanita tidak sama dengan pria yang selalu siap melakukan aktivitas seksual selama menerima rangsangan. Wanita butuh persiapan yang membuatnya nyaman sebelum bercinta.

Demikianlah info seputar gangguan seksual atau gangguan fungsi seksual yang bisa dialami oleh pria dan wanita. Informasi dalam keterangan ini bukanlah sebagai pengganti konsultasi medis. Apabila Anda mengalami gangguan seksual apapun, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional atau dokter pribadi Anda. Tentu saja, dengan demikian dokter dapat membantu masalah kesehatan yang sedang Anda hadapi.

Sumber:

  1. Cindy Wijaya. Gangguan Seksual Pada Wanita. 2015-06-04. Diakses 2018-08-29.
  2. Mega Aprilianti. 6 Jenis Disfungsi Seksual Pada Pria dan Penyebabnya. 2018-08-25. Diakses 2018-08-29.
  3. Sehat Alami. Macam-Macam Gangguan Fungsi Seksual dan Penyebabnya. 2015-08-18. Diakses 2018-08-29.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun