Mohon tunggu...
Fernandes Nato
Fernandes Nato Mohon Tunggu... Guru - Guru | Cricket Coach

Saya adalah seorang pendidik pada sebuah sekolah swasta di Jakarta. Semoga melalui tulisan dan berbagi gagasan di media ini kita dapat saling memberdayakan dan mencerahkan. Mari kita saling follow 'tuk perluas lingkar kebaikan. Salam Kenal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Problematisnya "Anjing Pavlov"

25 September 2022   15:40 Diperbarui: 27 September 2022   08:12 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya menampilkan dua tanggapan ini sebagai pembuka dalam refleksi saya terhadap teori belajar Behaviorisme yang dikemukakan oleh Pavlov Cs., dalam matakuliah Teori Belajar dan Konsep Mengajar. 

Gambaran dialektis ini sengaja saya cuplikkan sebagai bentuk apresiasi terhadap kawan-kawan satu angkatan yang begitu gigih dalam studi juga mau berpikir dengan standart tinggi. Kawan-kawan satu angkatan ini kebetulan adalah banyak guru dan juga praktisi dalam dunia pendidika dalam varian yang lainnya di lingkungan kerja masing-masing.

Behaviorisme dan Perubahan Prilaku

Manusia adalah subjek yang sangat kompleks untuk dipahami. Ada begitu banyak fenomena yang menarik untuk disimak terkait eksistensinya. 

Barangkali komplesitas eksistenis manusia tersebut menyulut Pavlov dan empat kawan lainnya untuk membuat sebuah experimen dalam membentuk pola laku manusia sehingga mengalami perubahan pola pikir (menilai stumulus) dan juga pola laku (respon atas stimulus).

Tentu tidak ada teori yang bebas kritik sehingga dapat diterima oleh publik, diadaptasi oleh publik, dan menjadi salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembudayaan nilai (belajar) pada satuan pendidikan.  Behaviorisme sendiri memiliki intensi utama agar terjadinya perubahan (pola pikir dan juga pola laku) pada diri manusia (dalam konteks pendidikan tentu agar terjadinya perubahan pola pikir dan laku siswa ke arah yang lebih baik dan elok).

Adanya stimulus dan juga respons menjadi kata kunci dalam teori Behaviorisme tersebut. Stimulus yang kuat mestinya memungkinkan terjadinya respons yang kuat pula. 

Dalam konteks pembelajaran di sekolah, adanya ragam apresiasi (stimulus) bila tercapainya prestasi (respon) tertentu oleh siswa dalam belajara menjadi sebuah praktik tersendiri dari behaviorisme. 

Praktik 'Anjing Pavlov' menunjukan bahwa secara naluriah atau alamiah manusia akan memberikan respons pada stimulus tertentu dengan pengkondisian tertentu pula.

Watson dalam eksperimennya (little Albert experiment) menekankan sebuah pengkondisian dalam aktivitas pembelajaran. 'Percobaan little Albert' dari Watson tersebut memungkinakan seseorang dapat terkondisikan emosinya demi tujuan tertentu, ketaatan ataupun rasa bahagia, misalnya. 

Berbeda dengan Pavlov yang meneliti kondisi alamiahnya (nature) seseorang (meliur) bila adanya stimulus. Watson meneliti bahwa ada juga hal yang dapat dilakukan atau dibentuk dari luar yang sifat alamiah tersebut terhadap manusia asalkan dilakukan secara berulang dengan intensitas tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun