Ekonomi kreatif merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi budaya dan kearifan lokal. Salah satu contoh nyata dari keberhasilan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal adalah kerajinan anyaman bambu di Kampung Cikiray, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.Kampung Cikiray dikenal sebagai sentra pengrajin bambu yang telah berkembang secara turun-temurun. Hampir seluruh warga di kampung ini menggantungkan hidup dari kegiatan menganyam bambu yang dikerjakan secara mandiri di rumah masing-masing. Kegiatan ini bukan hanya mencerminkan kreativitas masyarakat, namun juga menjadi bagian dari pelestarian budaya tradisional. Di tengah tantangan modernisasi dan perubahan pasar, para pengrajin tetap mempertahankan metode produksi tradisional, namun mulai terbuka pada pola pemasaran yang lebih luas, termasuk melalui media sosial dan pemesanan online. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi antara tradisi dan inovasi digital sangat mungkin untuk dilakukan dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif.
1. Profil Lokasi Yang Dikunjungi
Kampung Cikiray terletak di Desa Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung ini sudah lama dikenal dengan kerajinan anyaman bambunya. Sebagian besar penduduk di sini, sekitar 90%, mengandalkan kerajinan bambu sebagai mata pencaharian utama, dengan menghasilkan berbagai produk seperti keranjang buah, keranjang hampers, besek, rantang bambu dan masih banyak tempat - tempat penyimpanan lainnya yang berbahan dasar bambu. Selain kerajinan bambu, Kampung Cikiray juga dikelilingi oleh keindahan alam yang sangat menawan. Terletak di kawasan pegunungan dan persawahan, kampung ini menawarkan suasana yang sejuk dan asri, menjadi tempat yang nyaman baik untuk tinggal maupun berkunjung. Keindahan alam dan budaya yang masih terjaga seperti rumah-rumah disana yang masih berpondasikan panggung dengan bilik-bilik bambu, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang datang.
Kerajinan bambu di Kampung Cikiray bukan hanya bagian dari warisan budaya, tetapi juga merupakan sumber utama ekonomi bagi warganya. Dengan tradisi yang terus dipertahankan, kerajinan bambu di sini memiliki potensi untuk berkembang lebih luas, baik di pasar domestik maupun internasional. Di mana bahwa anyaman bambu Cikiray ini sudah mulai memasuki pasar digital, seperti Shopee dan TikTok. Melalui platform daring tersebut, produk-produk anyaman bambu dari Kampung Cikiray dapat menjangkau konsumen di berbagai daerah di Indonesia dengan lebih mudah. Selain itu, anyaman bambu Cikiray juga sudah terekspor ke negara Malaysia dan Jepang, menunjukkan daya saing produk lokal di pasar global. Tidak hanya itu, kerajinan ini juga telah berhasil memasuki pasar IKEA, sebuah pencapaian besar yang menegaskan kualitas dan keunikan anyaman bambu Cikiray di kancah internasional.
3. Cerita Dibalik Produk
Kerajinan anyaman bambu di Kampung Cikiray dimulai dengan pemilihan bambu yang tepat, lalu diproses melalui tahap pembelahan, pengeringan, dan perautan. Para pengrajin membuat berbagai produk, seperti aseupan, tampah, dudukuy, tolombong, hingga hampers modern seperti kotak moci dan keranjang hantaran. Bagi masyarakat Cikiray, kerajinan ini bukan hanya sekadar pekerjaan, melainkan warisan leluhur yang diturunkan turun-temurun. Meskipun ada tantangan seperti menurunnya minat generasi muda dan fluktuasi harga, semangat untuk menjaga tradisi tetap hidup. Mereka berupaya menjaga agar keahlian ini tidak punah, meski zaman terus berubah.
Inovasi pun dilakukan agar kerajinan bambu tetap relevan dengan kebutuhan masa kini, seperti dengan membuat produk-produk yang lebih modern dan fungsional. Meskipun begitu, para pengrajin tetap berusaha mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam setiap produk yang mereka buat.
4. Analisis Ekonomi & Potensi
Penciptaan lapangan kerja bagi Masyarakat lokal