Mohon tunggu...
Ferdinand Nauw Tahoba
Ferdinand Nauw Tahoba Mohon Tunggu... Guru, Head Master, Akademisi, Analis, Desainer, Inisiator, Profesional

...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecerdasan Majemuk dan Orang Asli Papua: Perspektif Teori Gardner

10 April 2025   14:50 Diperbarui: 10 April 2025   14:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar eksklusif Penulis

Kecerdasan Majemuk dan Orang Asli Papua: Perspektif Teori Gardner

Oleh Ferdinandus Nauw *)

Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) yang diperkenalkan oleh Howard Gardner pertama kali dipublikasikan dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983). Dalam bukunya tersebut, Gardner menyarankan bahwa kecerdasan manusia tidak hanya dapat diukur dengan cara konvensional seperti tes IQ yang berfokus pada kemampuan linguistik dan logika-matematika saja, melainkan harus diperluas untuk mencakup berbagai jenis kecerdasan yang lebih beragam.

Gardner mengidentifikasi delapan bentuk kecerdasan yang berbeda, yang mencakup: kecerdasan logika-matematika, linguistik-verbal, visual-spasial, musikal, kinestetik-jasmani, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Pandangan ini membantah klaim bahwa hanya satu jenis kecerdasan yang dominan dan seharusnya diukur untuk mengukur kecerdasan manusia secara keseluruhan.

Kecerdasan Naturalis dalam Masyarakat Papua

Salah satu kecerdasan yang sangat relevan dengan masyarakat Papua adalah kecerdasan naturalis. Gardner dalam Frames of Mind mendefinisikan kecerdasan naturalis sebagai kemampuan untuk mengenali, mengklasifikasikan, dan berinteraksi dengan dunia alam, baik itu flora, fauna, maupun fenomena alam lainnya. Di masyarakat Papua, yang sangat terikat dengan alam sekitar, kecerdasan naturalis ini sangat berkembang. Orang Papua, khususnya mereka yang hidup di pedalaman atau di daerah yang lebih terpencil, mengandalkan pengetahuan yang mendalam tentang ekosistem untuk bertahan hidup, baik dalam pertanian, berburu, maupun kegiatan sosial lainnya yang berhubungan dengan alam.

Gardner juga menekankan dalam bukunya Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for the 21st Century (1999) bahwa kecerdasan naturalis sangat dihargai dalam kebudayaan tertentu, yang bisa berbeda dari budaya Barat yang lebih mengutamakan kecerdasan akademis. Oleh karena itu, masyarakat Papua, dengan kecerdasan mereka dalam berinteraksi dengan alam, memiliki potensi yang besar dalam menjaga kelestarian lingkungan dan biodiversitas.

Kecerdasan Kinestetik-Jasmani dalam Budaya Papua

Kecerdasan kinestetik-jasmani, yang mencakup kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan keterampilan motorik, adalah kecerdasan lainnya yang sangat terlihat dalam budaya masyarakat Papua. Menurut Gardner dalam Frames of Mind dan Intelligence Reframed, kecerdasan kinestetik ini tidak hanya berhubungan dengan atlet atau pemain olahraga, tetapi juga dengan keterampilan tubuh yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menari, berburu, atau merakit perahu.

Dalam masyarakat Papua, banyak aktivitas budaya yang mengandalkan kecerdasan kinestetik-jasmani ini. Misalnya, tarian tradisional Papua yang melibatkan gerakan tubuh yang penuh makna dan presisi, serta upacara adat yang memerlukan keterampilan fisik yang terampil. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan kinestetik-jasmani bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang keselarasan tubuh dengan budaya dan lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun