Mohon tunggu...
Ferdi Nur Alfiyan
Ferdi Nur Alfiyan Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ruang Lingkup Komunikasi Profetik: Etika Verifikasi (Tabayyun) dan Tanggung Jawab Bermedia

14 Oktober 2025   13:39 Diperbarui: 14 Oktober 2025   13:37 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dimensi terakhir dalam komunikasi profetik adalah transendensi, yaitu pengakuan bahwa semua kegiatan komunikasi dilakukan dalam kerangka keimanan kepada Allah. Dalam dunia digital yang sering kali tidak memiliki nilai, transendensi menjadi pengingat bahwa komunikasi bukan hanya sekadar proses duniawi, tetapi juga merupakan bentuk ibadah. Dengan memiliki kesadaran transenden, seorang komunikator profetik akan terus-menerus menjaga lautan dan tulisan agar tidak keluar dari nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. Seperti yang ditegaskan oleh Hidayat, komunikasi profetik bertujuan menghadirkan kesadaran spiritual dalam kehidupan sosial, sehingga komunikasi tidak hanya terjebak dalam pragmatisme atau kepentingan politik saja. Transendensi membuat ruang media digital bukan hanya tempat berinteraksi antar manusia, tetapi juga sarana untuk berdakwah dan membentuk akhlak masyarakat.

Penutup

Komunikasi profetik mengajarkan umat Islam untuk tidak hanya pintar secara cerdas dalam menggunakan media, tetapi juga beretika secara spiritual. Nilai tabayyun (pemeriksaan) dan tanggung jawab dalam bermedia adalah dua hal penting untuk menjaga kebenaran informasi dan keadilan sosial di tengah kehidupan digital. Dengan menerapkan etika dalam memverifikasi informasi dan memiliki kesadaran moral dalam setiap tindakan berkomunikasi, umat Islam dapat menampilkan wajah media yang lebih manusiawi, bebas, dan berlandaskan iman. Oleh karena itu, komunikasi profetik bukan hanya sekadar ilmu pengetahuan, tetapi juga praktik etis yang penting dalam membangun masyarakat digital yang lebih beradab.

Daftar Pustaka

Hafiz, A. (2022). Etika Komunikasi Digital dalam Perspektif Islam. Jurnal Komunikasi Islam, 12(2), 134–148.

Hidayat, K. (2019). Komunikasi Profetik: Paradigma, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Kuntowijoyo. (1991). Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan.

Nasrullah, R. (2017). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun