Mohon tunggu...
Feraa
Feraa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku: Filosofi Hidup Bangsa Jepang dalam Buku The Book of Ikigai

17 Februari 2022   17:00 Diperbarui: 17 Februari 2022   17:02 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Lazada

Pertama kali melihat buku ini, saya tertarik dengan kalimat "Untuk Hidup Seimbang, Lebih Bahagia, dan Panjang Umur" pada sampulnya. Sudah jelas buku ini berbau Jepang karena ada huruf Jepang di bawah judulnya. Buku karya Ken Mogi, Ph.D ini membukakan pengetahuan saya mengenai filosofi hidup bangsa Jepang. Saat membaca perlahan isi bukunya, kita akan diperkenalkan dengan Ikigai yakni gaya hidup bangsa Jepang. 

Ikigai sendiri berasal dari kata Iki (untuk hidup) dan Gai (alasan) yang menjelaskan mengenai kesenangan dan makna kehidupan. Buku yang cetakan pertamanya terbit tahun 2018 ini memiliki penggambaran yang bagus mengenai gaya hidup bangsa Jepang. 

Dalam Ikigai terdapat 5 pilar yang menjadi fondasinya yakni, awali dengan hal kecil, bebaskan diri, keselarasan dan kesinambungan, kegembiraan dari hal kecil, dan hadir di tempat dan waktu sekarang. Kelima pilar ini menurut saya menggambarkan kesederhanaan masyarakat Jepang dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, bahwa masyarakat Jepang terkenal akan etos kerja yang tinggi. Hal ini tidak jauh dari filosofi Ikigai itu sendiri, dimana Ikigai mengajarkan bahwa bekerja merupakan keselarasan dan kesinambungan yang dapat menimbulkan kebahagiaan. Ketika menemukan kondisi flow (mengalir), seseorang dapat larut dalam aktivitas dan menemukan kesenangan dalam pekerjaan. 

Selain itu, Ikigai juga menunjukkan bahwa orang Jepang sangat memperhatikan hal-hal kecil. Hal-hal kecil bisa jadi merupakan sumber Ikigai dalam hidup kita. Sesederhana menghirup aroma teh atau kopi selepas bangun tidur atau berolahraga kecil untuk mempertahankan tubuh yang prima. 

Semua orang dapat memiliki Ikigai dalam hidupnya, menyukai hal-hal kecil yang bisa memberi makna mengapa ia harus bangun pagi hari ini atau sekedar melakukan aktivitas kecil yang mendukung Ikigai itu sendiri.

Lima pilar yang menyokong Ikigai merupakan satu kesatuan yang saling terkait, pilar pertama berkaitan dengan kodawari yakni standar personal yang dipegang teguh oleh seseorang. Kodawari  membuat kita mengawali dengan hal-hal kecil tetapi juga memiliki target-target tertentu untuk dikejar. 

Oleh sebab itu, tidak ada kata "rata-rata" atau "biasa-biasa saja". Setiap orang memiliki usaha besar hingga melampaui batas maksimalnya untuk menghadirkan karya terbaik. Kodawari juga berkaitan dengan pilar kelima yakni hadir di tempat dan waktu sekarang untuk memembebaskan diri dari beban diri dan tidak lupa tetap memperhatikan detail kecil yang dapat menumbuhkan kebahagiaan dalam hidup kita.

Cukup sulit awalnya untuk menghubungkan peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam buku ini dengan kelima pilar yang terdapat pada Ikigai. Mungkin karena saya awam akan budaya Jepang, beberapa contoh peristiwa yang dianalogikan oleh penulis tidak begitu sampai kepada pemahaman saya.

Namun, sejauh membaca buku ini sampai habis, buku ini memiliki kesan-kesan menarik dalam memperkenalkan filosofi hidup bangsa Jepang yang diikuti quotes-quotes yang sebenarnya memang tidak jauh dari kehidupan kita sehari-hari. Sesederhana bangun pagi, kita diberi perspektif yang berbeda bagaimana masyarakat Jepang membudayakan kebiasaan-kebiasaan untuk menghidupkan Ikigai di dalam lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun