Mohon tunggu...
Fenti G.
Fenti G. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka menulis artikel dan berita, selain menulis saya juga senang meliput berita dan mengisi acara sebagai seorang host atau moderator.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Aphin Dihentikan, Dokter: Kepala Aphin Ditekan dengan Keras dari Belakang. Keluarga Siap Ajukan Pra-peradilan!

20 Juli 2022   16:30 Diperbarui: 20 Juli 2022   16:33 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PONTIANAK - Kasus kematian Hendrikus Hendra atau Aphin yang merupakan pengusaha besar dari Bodok, Sanggau, Kalimantan Barat. Hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat masyarakat. 

Bagaimana tidak, misteri kematiannya yang sudah 6 kali berubah dari meninggal dalam tidur di rumahnya dan terakhir meninggal karna TBC membuat pihak keluarga adik-adik kandung Aphin tidak terima dan terus mempertanyakan hasil otopsi sebenarnya yang sampai sekarang secara resmi tidak kunjung diberikan. 

Belum lagi dari awal pelaporan kasus (17/10/21) hingga saat ini, pihak keluarga inti Hendrikus Hendra atau Aphin (Istri dan anak-anak) tidak ada mau membantu bahkan memusuhi adik-adik Aphin.

Kemudian pada (6/6/22), tiba-tiba kasus diberhentika atau SP3 sepihak oleh kepolisian Polres Sanggau dengan alasan tidak ada bukti sehingga kasus Aphin bukanlah tindak pidana.

"Total 18 saksi diperiksa, 4 saksi ahli." Kata AKP Sulastri, Kasat Reskrim Polres Sanggau. Sulastri kemudian menambahkan, jika didalam perjalanannya ditemukan saksi-saksi dan bukti-bukti yang mengarah pada dugaan pembunuhan, maka tidak menutup kemungkinan kasus akan dibuka kembali.

"Korban ini ada riwayat TBC atau sakit paru-paru. Yang bersangkutan sering muntah darah bahkan dirumahnya disediakan wadah untuk membuang darahnya kalau tidak salah." Pungkas Sulastri.

Dokpri
Dokpri

Sedangkan pada (13/6/22), melalui media koran POST PONTIANAK, dokter Monang Siahaan, dokter spesialis kedokteran forenik dan mendikolegal RSUD Dr. Soedarso Pontianak sekaligus dokter otopsi jasad Aphin (25/10/21) silam, menyatakan jika Aphin meninggal karna kekurangan oksigen akibat kepalanya ditekan dengan kuat dari belakang dan posisi wajah tertutup bantal. 

Dari hasil otopsi yang dilakukan, dokter juga menemukan bekas-bekas luka kecil seperti luka di dahi dan luka lecet akibat ditekan pada bibir bawah bagian dalam.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun