Sumber: http://news.kmib.co.kr
Digitalisasi membuat hadirnya kebaruan-kebaruan di berbagai aspek kehidupan. Tak ketinggalan dalam hal jurnalisme. Seperti yang telah diketahui, jurnalisme memang telah memiliki banyak jenisnya. Sampai saat ini, jenis jurnalisme semakin hari semakin berkembang. Ragam jurnalisme hadir dan diklasifikasikan berdasarkan bahan kajiannya. Seperti, jurnalisme damai, jurnalisme perang, jurnalisme lingkungan, jurnalisme empati, jurnalisme advokasi, dan lain-lain.
Jurnalisme Kurasi?
 Lalu, pernahkah kalian mendengar istilah jurnalisme kurasi?  Satu lagi hal baru datang dalam dunia jurnalistik. Jurnalisme ini hadir dalam menanggapi fenomena banjirnya data saat ini. Volume data yang tersedia di zaman ini sangatlah tinggi. Jurnalisme ini memberikan jaminan kualitas informasi kepada publik.
Kegiatan utama jurnalisme ini adalah memilih dan memilah. Potongan-potongan informasi diambil hingga terfragmentasi ke dalam satu lokasi untuk nantinya bisa diakses oleh khalayak. Hal ini dapat digunakan sebagai definisi dari jurnalisme kurasi sendiri.
Sisi 'New' dari Jurnalisme Kurasi
Sebenarnya, kurasi dalam kegiatan jurnalistik bukanlah hal yang baru. Kurasi memang sejak dulu telah menjadi kompetensi inti dalam jurnalistik. Lantas, apa yang disebut sebagai 'Baru" disini? Dengan adanya kurasi, 'newsroom' dan reporter 'overworked' mengalami penyusutan. Namun, hal tersebut tidak mematikan kehidupan jurnalistik, justr malah mengembangkan.
Jurnalisme kurasi ada di tengah-tengah para pengumpul informasi dengan pencari berita. Kurator hadir mengisi kekosongan/kehilangan informasi yang ada. Bagaimana ia melakukannya? Kurator melengkapi informasi ini dengan kekuatan media sosial dan kemajuan teknologi komunikasi.
Kurator dalam suatu berita menciptakan pembaca dengan menggunakan tiga kekuatan. Yaitu, trust(kepercayaan), taste(rasa), tools(alat).Kurator membantu menavigasi pembaca di tengah derasnya arus informasi dalam suatu konten berita.
 Peralatan (tools) yang menunjang kinerja kurator adalah segala sesuatu yang terjadi atau dibahas dalam media sosial. Ya memang jurnalisme ini sangat berkaitan erat dengan kemajuan media saat ini. Kurasi sendiri akan semakin berkembang dengan menciptakan kekuatan kinerja kurator sendiri. Mulai dari kurator yang mampu dipercaya, sampai pada peralatan kurasi yang lebih baik dan memiliki standard.
 Jadi, letak kebaruan dalam jurnalisme kurasi adalah tentang sumber data yang dimanfaatkan. Para jurnalis kurasi ada setelah fenomena 'big data' yang dihadirkan oleh sosial media dan kemajuan teknologi. Kedua hal tersebut baru hadir dalam era digital ini sebagai 'New Media'.
Kepercayaan Seorang Kurator
Berbicara soal kepercayaan seorang kurator, terdapat sebuah makna di dalamnya. Membangun kepercayaan adalah hal yang penting untuk memvalidasi kurasi sebagai bentuk evolusi jurnalisme. Selain itu, banyak kurator percaya bahwa harus diadakan standar untuk mereka yang sama sebagai wartawan. Standar etika dan transparansi (seperti mengutip atau mengkredit sumber) sangat penting dalam membangun kepercayaan dalam kurator.
 Namun, tidak semua kurator menyetujui adanya standar etika ini. Terdapat pro dan kontra di dalamnya. Bagi mereka yang kontra, menganggap bahwa kurator itu bukanlah seorang pembuat konten. Maka, seharusnya mereka diberikan kebebasan lebih dari seorang jurnalis. Ketika mempertimbangkan standar pelaporan, bagian yang penting adalah konsistensi dan akurasi.
 Kurator perlu kurasi dari berbagai konten, yaitu: laporan berita, blog, tweet, video, foto. Kurasi terbaik yaitu yang menggabungkan berbagai jenis konten. Kurasi adalah teknik menggunakan konten dari sumber lain untuk menyediakan konten untuk audiens.
Unsur pemeriksaan, verifikassi, dan perbaikkan tetap dijalankan oleh seorang kurator dalam jurnalisme kurasi ini. Kurator harus berhati-hati dan transparan dalam menggunakan konten yang belum dikonfirmasi. Tim kurasi yang menyusun laporan dari media lain akan rentan terhadap kesalahan-kesalahan. Sebuah tim kurasi harus bisa bereaksi dengan cepat untuk berita, tetapi tidak harus bereaksi langsung terhadap laporan pertama.
Kurator berupaya menyortir, memverifikasi, dan mengedit segala sesuatu yang ada di web dan di media. Lalu, mereka membuat tautan agar berita mudah diakses oleh publik.Â
Berbagai Jenis Kurasi
- Cerita atau berita yang memecah di media sosial
Beberapa cerita atau berita terungkap pertama kali pada media sosial. Cerita-cerita tersebut dimulai dari cerita yang tidak penting bahkan yang sangat penting.
- Reaksi
Seorang kurator harus mempertimbangkan dan mengumpulkan reaksi terhadap berita utama yang ada dalam satu hari. Kurator akan berkoordinasi dengan editor yang menangani kisah besar dan mendiskusikan cerita. Untuk beberapa cerita, bisa mencampur reaksi blog / komentator dengan reaksi media sosial.
- "Pembicara" cerita
Beberapa cerita bisa menghasilkan percakapan sehingga pembicaraan menjadi cerita. Cerita pembicara bisa berasal dari tren hashtags di Twitter yang menyenangkan dan ramai diperbicarakan.
- Fitur harian
Misalnya, banyak surat kabar secara rutin menjalankan daftar harian ulang tahun selebriti. Tim akan memilih salah satu orang yang ulang tahun itu atau dengan meminta pengguna untuk memilih selebriti yang saat terbaik. Ulang tahun bukanlah satu-satunya bahan untuk proyek-proyek kurasi sehari-hari. Seorang kurator bisa menggunakan cerita terbesar yang ada pada waktu tertentu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI