Mohon tunggu...
Fenny Trisnawati
Fenny Trisnawati Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Manusia cuma bisa usaha, Tuhan yang tentukan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gawai, Kompensasi Waktu Orangtua?

27 Mei 2020   23:21 Diperbarui: 27 Mei 2020   23:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gawai mungkin kurang populer di telinga kebanyakan orang, tapi kalau gadget, mungkin semua orang tahu seperti apa bentuknya. Padahal dari sisi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, gawai adalah sebutan untuk gadget. Lupakan sejenak tentang peristilahan yang dimaksud, secara lebih spesifik Saya akan menyebutnya hape smart.

Siapa yang tidak kenal hape, mulai dari usia balita hingga usia tua. Di era moderen sekarang ini, sulit rasanya untuk tidak memiliki hape. Bahkan bagi sebagian besar orang, rasanya lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan hape.

Fungsi hape tidak hanya sekedar menelepon atau sms, hape smart sudah berkembang fungsinya seiring dengan berkembangnya aplikasi, untuk hiburan, transaksi perbankan, pemesanan tiket dan lain sebagainya.

Penggunaan hape smart oleh orang dewasa merupakan suatu kebutuhan dan keharusan. Namun bagaimana dengan penggunaan hape smart oleh anak-anak??

Hape smart bukan lagi monopoli orang dewasa. Dengan berbagai alasan orang tua membolehkan bahkan memberikan hape smart untuk dapat digunakan oleh anaknya.

Pembolehan tanpa kendali dari orang tua akan secara tidak sadar akan merusak anak, karena anak tidak memiliki filter atas apa yang diterimanya. Orang tua berdalih, toh yang dilihat anak adalah tontonan anak di Youtube.

Benar, tapi bagaimana dengan waktu yang dihabiskan oleh anak untuk menggunakan hape smart? Orang tua yang mampu bahkan membelikan hape smart khusus untuk anaknya agar sang anak tidak meminjam hape smart orang tuanya. Apakah tindakan seperti ini sudah tepat??

Dalam sejumlah kasus yang dijumpai, tindakan agresif anak dipicu oleh tontonannya di hape smart. Bahkan dalam sebuah kasus di SDIT, seorang anak kedapatan melihat video porno dan memperlihatkan video tersebut kepada temannya di sekolah, sang anak memang memiliki hape smart pribadi. Kejadian seperti ini sungguh membuat khawatir orang tua.

Anak menggunakan hape smart untuk melihat video di youtube dan game (keduanya hiburan). Apakah anak bisa memilah hiburan yang sesuai untuk dirinya? Jawabannya tidak. Orang dewasalah yang bisa memilah untuk anaknya. Artinya anak bisa menggunakan hape smart dengan pendampingan dari orang tua.

Apakah orang tua punya waktu untuk mendampingi anak dalam menggunakan hape smart? Jawabannya hampir tidak ada waktu. Karena itulah pemberian hape smart kepada anak adalah tindakan keliru. Apalagi tujuan pemberian hape agar anak lengah dan tidak `mengganggu` orang tua. 

Tidak sedikit anak yang bingung tidak tahu mau berbuat apa dan kemudian gamang karena hape smartnya tidak ada. Seolah-olah anak tidak bisa hidup tanpa hape smart dan menjadi mati gaya bila hape smart tidak ada di tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun