Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Suka menulis di blog fennibungsu.com dan membuat konten di media sosial

Si Milenial yang suka warna biru dan senang menulis || www.fennibungsu.com || Kreator Konten, content writer || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Adaptasi Cerita dari Buku ke Film: Pilih Nonton atau Baca Bukunya Lebih Dulu?

31 Mei 2025   17:34 Diperbarui: 31 Mei 2025   17:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kamu pilih Fen, nonton dulu atau baca bukunya?

Saat mendapat pertanyaan seperti itu, saya akan lebih memilih nonton dulu film atau drama. Alasannya simple, karena kalau saya baca buku (novel atau komik) yang ada bikin kecele hehe. Maksudnya, apa yang saya baca akan jauh berbeda interpretasinya ketika buku tersebut diangkat menjadi sebuah tayangan.

Kecelenya ini bisa berlapis, karena biasanya ada hal-hal detail yang dihilangkan atau diubah. Nah, ini bisa membuat mood ikut berubah pula.  

"Lho kok ceritanya jadi beda?"

Mungkin dari satu sisi, perbedaan isi antara film dan buku bukanlah sebuah kesalahan, melainkan hasil dari proses adaptasi kreatif yang mempertimbangkan berbagai faktor. Tapi, tetep saja sih nuansanya berbeda.

ilustrasi cover novel Angels and Demons (dok. danbrown.com)
ilustrasi cover novel Angels and Demons (dok. danbrown.com)

Nah, kemungkinan perbedaan isi film/drama dengan buku dapat terjadi, karena:

1. Durasi Waktu Terbatas

Sudah terbayang pastinya ketebalan novel bisa ratusan halaman. Contoh paling mudah untuk dilihat yaitu novelnya Harry Potter karya JK Rowling maupun karya-karya Dan Brown. Untuk membaca novel ini bisa menghabiskan waktu berhari-hari.

Namun, ketika diadaptasi menjadi sebuah film, dalam durasi 1,5 sampai 2 jam lebih bisa tuntas dilakukan. Pemangkasan waktu tersebut, memungkinkan terjadi dilakukan oleh sutradara atau penulis skrip (skenario) dalam hal memotong plotnya, karakter pemain, atau detailnya, sehingga tayangan tetap padat buat disimak.

Misalnya dalam novel Harry Potter (buku ketiga: Penjara Azkaban) ada mengisahkan tentang Professor Lupin yang menyiapkan tantangan untuk para siswanya seperti melewati kolam Grindylow, menyebrangi lubang-lubang yang dihuni oleh Red Caps, melintasi rawa dengan mengabaikan petunjuk dari Hinkypunk, lalu melawan boggart di dalam bagasi. Sayangnya ketika menjadi film, hanya adegan melawan boggart yang ditampilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun